Mohon tunggu...
Ade Kusuma
Ade Kusuma Mohon Tunggu... Guru - Jurnalis dan Sastra

Penulis puisi liar yang kadang suka gabut, suka cerita dengan di temani tegukan kopi agar pahitnya hidup dapat terbagi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lampau

21 Oktober 2022   10:10 Diperbarui: 21 Oktober 2022   15:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liminasa kenangan yang berbentuk album Jauh diri dari harapan yang pernah datang mata yang terpejam memandang gelapnya malam 

Hati yang terasa lelah menahan getaran detak-detik waktu yang telah usai

Bagaikan bunga yang gugur, impiannya pun mulai kabur layak nya pandangan menjadi tua 

Baca juga: Sepi Pantai

Jeritan kecil mulai terdengar di ujung gang menggambarkan tanah kosong yang telah lelah berpijakan kaki manusia 

Tak terasa banyak sudah ceremai di antara tanah tanah yang tandus pikir nya tak layak hidup dengan menggantung badan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Tak Lagi Malu

Baca juga: Selembar Kertas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun