Mohon tunggu...
Muhammad Abdullah
Muhammad Abdullah Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Engineer biasa yang sudah menulis dan menabung

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Bumi Mataram dari Jendela Kereta

13 Januari 2025   11:21 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:21 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Memandangi Pemandangan Kereta Jogja - Solo - Wonogiri , sumber: dokumentasi pribadi

Memasuki wilayah Klaten, sawah-sawah yang subur menyambut dari balik jendela kereta. Stasiun Klaten dan Delanggu dulunya menjadi penghubung utama untuk distribusi beras, terutama dari daerah Delanggu yang terkenal sebagai penghasil beras berkualitas tinggi. Pada era kolonial, wilayah ini menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Jawa, mendukung kebutuhan pangan Hindia Belanda sekaligus memperkuat reputasi Bumi Mataram sebagai tanah yang subur.

Tiba di Solo, Stasiun Balapan berdiri sebagai simbol modernisasi pada masa Kasunanan Surakarta. Didirikan pada 1873, stasiun ini menjadi pusat transportasi utama di Solo. Pada masa kolonial, Balapan melayani pengangkutan hasil bumi seperti tebu dan kopi, sekaligus menjadi tempat keberangkatan pejabat kolonial dan bangsawan lokal. Keindahan bangunan stasiun ini mencerminkan kejayaan Solo sebagai salah satu pusat budaya di Jawa.

Stasiun Purwosari dan Jebres di Solo menambah warna dalam perjalanan ini. Purwosari, yang dibangun pada 1875, menjadi titik penting dalam distribusi barang dagangan dari dan ke Solo. Sementara itu, Stasiun Jebres melayani wilayah timur Solo yang penuh dengan sekolah-sekolah elite pada masa kolonial, mencerminkan peran kota ini sebagai pusat pendidikan dan budaya.

Setelah berganti ke kereta perintis Solo-Wonogiri, panorama semakin menakjubkan. Jalur ini menyuguhkan pemandangan persawahan yang  hijau, sungai kecil, dan rumah-rumah tradisional yang membaur dengan alam dan angkuhnya pegununan kapur . Di sepanjang perjalanan, hamparan sawah padi yang menguning tampak seperti permadani hijau, melambangkan kesuburan tanah daerah yang dulunya bernama Keduwang ini.  

Foto Stasiun di Wonogiri, Sumber : Dokumentasi Pribadi
Foto Stasiun di Wonogiri, Sumber : Dokumentasi Pribadi

Perjalanan ini memberikan saya waktu untuk merenung dan menyadari betapa berharganya kekayaan sejarah dan alam Indonesia. Bumi Mataram tidak hanya indah, tetapi juga sarat akan makna sejarah dan budaya yang terus hidup hingga kini. Melalui perjalanan kereta ini, saya tidak hanya menikmati liburan, tetapi juga menyelami cerita panjang yang menjadi bagian dari identitas bangsa kita.

Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus memahami sejarah Bumi Mataram, cobalah rute kereta ini. Melalui jendela kereta, Anda tidak hanya akan melihat pemandangan yang memukau, tetapi juga merasakan hubungan mendalam antara masa lalu dan masa kini, sebuah pengalaman yang tak akan Anda lupakan.

 #Liburan Nataru Dengan Kereta, #ClicKompasiana, #Event 1-2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun