Mohon tunggu...
Muhammad Abdullah
Muhammad Abdullah Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Engineer biasa yang sudah menulis dan menabung

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tenaga Kerja Indonesia Tertinggi di ASEAN, Tetapi Produktivitas Tertinggal, Mengapa ?

10 Januari 2025   11:15 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:15 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Total penduduk bekerja pada periode tersebut mencapai 144,64 juta orang. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh lulusan SD ke bawah, meskipun terdapat peningkatan jumlah pekerja dengan pendidikan menengah dan tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pekerja dengan pendidikan rendah seringkali tidak mendapatkan pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilannya. Hal ini berbanding lurus dengan rendahnya produktivitas. Sebaliknya, pekerja dengan pendidikan tinggi menghadapi tantangan ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri (skill mismatch).

Ketidaksesuaian keterampilan di Indonesia mencakup berbagai bidang. Banyak lulusan teknik yang bekerja di sektor administrasi karena keterbatasan lapangan kerja di sektor manufaktur. Lulusan ekonomi sering kali beralih ke sektor informal, seperti berdagang, akibat sulitnya mendapatkan posisi yang relevan di sektor formal. Dalam industri teknologi, lulusan IT terkadang hanya bekerja sebagai operator teknis karena kurangnya sertifikasi atau pengalaman praktis yang dibutuhkan untuk menjadi programmer atau pengembang aplikasi. Lulusan pendidikan juga sering bekerja di luar bidang mereka, seperti di administrasi, tanpa memanfaatkan keterampilan pedagogik mereka. Bahkan, lulusan hukum banyak yang memilih bekerja di posisi non-hukum, seperti pemasaran atau layanan pelanggan, akibat keterbatasan peluang kerja di bidang hukum

Ketidak sesuain inilah yang menjadi salah satu penyebab Produktivitas pekerja Indonesia rendah. Penyesuaian di kurikulum Pendidikan, peningkatan program pelatihan, sertifikasi , dan kolaborasi dengan industry bisa menjadi jalan. Produktivitas rendah bukan berarti tenaga kerja Indonesia tidak kompeten. Mereka hanya membutuhkan peningkatan pendidikan, pelatihan, dan penyesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun