Dengan jumlah tenaga kerja terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memegang posisi puncak di kawasan ini. Namun, apakah kuantitas ini juga mencerminkan kualitas? Laporan terbaru ASEAN Highlight 2024 memberikan gambaran yang menarik tentang distribusi angkatan kerja di kawasan ASEAN:
Indonesia  :144,64 juta angkatan kerjaVietnam: 51 juta angkatan kerjaFilipina: 48 juta angkatan kerjaThailand: 39 juta angkatan kerjaMyanmar: 25 juta angkatan kerjaMalaysia: 16 juta angkatan kerjaKamboja: 9 juta angkatan kerjaLaos: 4 juta angkatan kerjaSingapura: 3 juta angkatan kerjaBrunei: 0,2 juta angkatan kerja
Data ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja terbesar di kawasan ASEAN. Namun, menurut laporan terbaru dari International Labour Organization (ILO), Asia-Pacific Employment and Social Outlook 2024, produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya.
Produktivitas tenaga kerja diukur dari jumlah output yang dihasilkan setiap tenaga kerja dalam periode tertentu. Hal ini mencerminkan efektivitas tenaga kerja dalam memproduksi barang dan jasa. Berikut adalah kontribusi per jam kerja per pekerja terhadap PDB pada tahun 2023:
Singapura: ~US$ 74
Malaysia: ~US$ 26
Thailand: ~US$ 15
Indonesia: ~US$ 14
Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam efisiensi dan kualitas tenaga kerja di antara negara-negara tersebut.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024, distribusi penduduk bekerja menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah sebagai berikut:
Tingkat PendidikanPersentase (%)Jumlah (juta orang)SD ke bawah 35,8051,78SMP 17,6225,48SMA 20,9030,25SMK 12,8618,60Diploma I/II/III 2,323,36Diploma IV/S1/S2/S3 10,5015,17