“Celaka !”, desis Reno, yang semakin membuat sohibnya keheranan.
“Apanya yang celaka, Ren ?”, Alfi makin penasaran
“Iya, bro. Kenapa elo celaka?”, begitu juga dengan Nanda.
Roni tidak menjawab pertanyaan kedua sohibnya. Cewek cantik itu tersenyum manis, Nia pun mulai memperkenalkan dirinya .
“Nama saya Nia Putri Margareta saya lahir di Bandung dua puluh tahun silam. Sebelumnya saya tercatat sebagai mahasiswa UPI Bandung. Namun dikarenakan bapak saya mendapat tugas di Surabaya, akhirnya kami sekeluarga pun pindah ke sini dan kebetulan saya di terima di kampus ini. Saya berharap teman-teman mau menerima kehadiran saya...” terang Nia
Senyum manis dari bibir Nia seketika menghilang, begitu sepasang matanya beradu pandang dengan sepasang mata Reno. Bahkan tanpa sadar dari bibir Nia keluar desisan kaget.
“Kau...?!”, Spontan semua mata mengarahkan pandangan ke arah yang dipandang oleh Nia.
“Kalian sudah saling kenal rupanya?” tanya dosen.
“Ya, Bu!”, sahut Reno. “Kami memang sudah saling mengenal sifat masing-masing.”
“Maksudmu Roni?”, tanya dosen
“Kalau kenal nama, memang baru sekarang,” tutur Reno. “Tapi.. kalau sifatnya, mungkin saya lebih dulu mengenalnya ketimbang ibu maupun teman-teman.”