Mohon tunggu...
Ade Ivan Al Haroma
Ade Ivan Al Haroma Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang lelaki yang belajar menggoreskan pena

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manis Pahitnya, Suka Dukanya, Tawa Tangisnya dalam Kisah Cinta Sang Aktivis

14 Mei 2017   06:48 Diperbarui: 14 Mei 2017   13:44 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamu tahu tidak betapa perihnya perjuangan?? Sebuah kebahagiaan dan kesedihan meluap menjadi satu berbaris rapi menjelma sebagai alur kehidupan yang tiada jeda.

“Bunga, itu fatal”, kata salah satu diantara mereka.

“Kamu jangan bersikap seperti itu”, Aku tahu siapa wanita yang sedang berbicara itu. Itu Mawar. Sahabat Bunga yang sering dijadikan tempat untuk sharing.

“Dia kakak yang hebat, Mawar. Aku butuh dia”, Kata wanita lainnya. Itu suara Salman. Kataku dalam hati. Aku semakin serius mendengarkan pembicaraan itu.

“Tapi cara kamu salah, Bunga ! Aku terus terang tidak pernah sepakat dengan sikapmu ini. Ini menyangkut perasaan seseorang !”, kata Mawar dengan nada tinggi. Nampaknya ia sedikit marah. Aku belum begitu mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Siapa sebenarnya orang yang sedang mereka bicarakan ? Tanyaku dalam hati.

“Iya Mawar saya tahu saya salah. Tapi saya tidak pernah mempermainkan perasaannya. Ini murni hanya ingin belajar. Saya ingin kakak seperti Herman membimbingku belajar. Hanya itu saja Mawar.” Aku mulai mengerti apa dan siapa yang mereka bicarakan. Dadaku sesak, paru-paruku terasa menyempit, sepertinya aku kehabisan oksigen. Aku menjauh dari ruangan itu. Aku diam-diam menyelinap keluar kampus dan memutuskan untuk menyudahi malam itu seorang diri.

***

Begitulah aktifis, tak peduli seberapa kuat ia ditempa, dihantam ombak dan badai. Kala berbicara cinta, aktifis pun tak bisa menyangkalnya. Manis-pahitnya. Suka-dukanya. Tawa dan tangisnya. Semuanya menyatu dalam sebuah perjuangan dibawah panji idealismenya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun