Mohon tunggu...
Ade Irmayanti
Ade Irmayanti Mohon Tunggu... -

i love my mom and i love my dad.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

WAJAH BERANDA INDONESIA

3 Juni 2012   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dasar yang mengutip dari tayangan indonesia Ku.
Nampaknya Pemerintah Pusat dan DPR sedang sibuk dengan dirinya sendiri,Serta perwakilan yang di daerahpun ikut-ikutan.Kalimantan adalah pulau terbesar didindonesia,sangat asyik bagi pariwisata dalam dan luar negeri.
Bayangkan salah satu atraksi alam, di hulu sungai Barito sudah masuk 500 km dari muara, lebar sungai masih 700 meter.Wah, kalau sudah matahari terbenam dan naik kapal perahu motor, sulit dilukiskan keindahannya.Beruntung mereka yang sudah melihat keindahan alam Kalimantan,Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan khususnya Timur, TimTim,dan Papua.

Di kalimantan timur tepatnya di Desa Long, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan. desa yang berbatasan langsung dengan malaysia Merasa tidak mendapat perhatian pemerintah selama bertahun-tahun. Warga desa berulang kali menyampaikan aspirasi, berharap ada tindak lanjut pemerintah. Namun hingga saat ini, belum ada bantuan berarti. Dan Kehidupanpun cenderung memburuk dari hari ke hari. Coba saja cari gambar-gambar tentang desa long di internet,sangat miris sekali.dimana arti kemerdekaan selama ini. bukankah indonesia sudah 66 tahun meredeka.tapi sepertinya warga Desa Long belum pernah menikmati arti kemerdekaan sebenarnya. Setiap hari mereka harus berjuang keras melalui rute berbahaya selama kurang lebih dua jam.

Semua itu dilakukan untuk sekedar menukar beras dengan bahan pokok lainnya di Bakalalan, Malaysia. Warga terpaksa menjalaninya karena tak memiliki pilihan lain. Penderitaan mereka semakin bertambah karena kerap kali pedagang Malaysia memainkan harga secara tak wajar.

Bayangkan saja,bukankah itu adalah beranda indonesia,beranda negeri tercinta kita.tetapi mengapa kehidupan disana seperti itu???penuh tanda tanya.mereka semua adalah rakyat indonesia yang seharusnya di lindungi diberi rasa aman,diberi ketentraman,tetapi apakah mereka semua merasakan hal itu?hidup mereka semua bergantung pada negara tetangga,90 % kebutuhan hidup di dapat dari negara tetangga.betapa mirisnya negri tercinta ini.

Mungkin saja nantinya warga karayan pindah ke negara tetangga "dengan Alasan, tinggal dan bekerja di Malaysia lebih menjanjikan daripada hidup di Indonesia”.

Semoga dari hal ini pemerintah pusat bisa lebih menjamah lagi beranda negrinya,dan daerah-daerah perbatasan bisa tersentuh oleh yang namanya pembangunan.

karena ketertinggalan ekonomi dipicu minimnya infrastruktur dan aksesibilitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun