Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengukir Kisah Refleksi Dari Pendampingan Individu 4

16 Februari 2024   16:24 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:49 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary, ingin dengar curhatku hari ini?

Kau tahu, kan hari ini selesai menuntaskan Pendampingan Individu 4 (PI4). Tepat jam 11.00, bersamamu sesegera mungkin beranjak pulang dari sekolah sasaran. Setelah 180 menit menghabiskan seluruh skill coaching yang saya miliki ditumpahkan agar potensi Calon Guru Penggerak (CGP) tergali tanpa merasa dihakimi dan digurui. 

Entah berapa pertanyaan pemantik yang disebar. Mungkin ratusan kata kunci sudah dilontarkan. Sudah pasti percakapan yang dihadirkan tidak sama antara satu CGP dengan CGP lainnya. Mereka bukan paket komplit tapi menjadi paket berlapis dengan potensi yang berbeda-beda.

Diary, tahukah kamu. 

Setelah menjalani PI4 ini menjadikan saya sering melakukan refleksi diri. Sering merenung terkait pengalaman atau fakta yang saya alami. Perasaan yang berkecamuk pada saat saya berhadapan dengan CGP. Semua orang menganggap saya hebat. 

Tapi, diary.

Tatapan mereka sungguh menusuk jantung. Seolah sedang mengorek apa yang ada dalam pikiran saya. Menguliti apa yang terbenam di benak paling dalam. Bayangkan, andai kurang tameng diri, pasti sudah pingsan duluan.

Kau jangan balik bertanya terkait tameng yang saya butuhkan. Bukan payung, lho penghalangnya. Tetapi pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan keterampilan yang berperan. Peristiwa tersebut menjadi jembatan ditemukan serangkaian pembelajaran. Pada akhirnya akan didapatkan ide baru untuk perbaikan berkelanjutan. Agar bisa menjadi Pengajar Praktik (PP) yang baik.

Terus apa jawabannya? Lakukanlah refleksi diri secara konsisten. 

Mengapa harus sering melakukan refleksi? Bukankah kalau sudah dinobatkan menjadi PP berarti sudah menjadi suhu?

Hus, jangan ngawur kamu diary. Walaupun sudah menjadi salah satu aktor pendukung PGP dengan peran menjadi PP, tak berarti selesai belajar. Justeru sebaliknya PP itu harus lebih dahulu belajar, lebih dulu paham, lebih dulu mengerti, lebih dulu menerapkan dan lebih dulu menguasai keterampilan yang baru dan terbarukan. Sehingga bisa menjadi sosok yang baik dan mampu menjalankan peran dan nilai-nilai guru penggerak.

Sepertinya salah satu cara yang menuntun untuk melakukan refleksi diri secara mudah dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun secara sederhana dengan teknik 4P. Sebagai kepanjangan dari: peristiwa/fakta, perasaan, pembelajaran dan perbaikan ke depan. Uraian singkat sebagai berikut:

1. Peristiwa akan ditemukan saat mengingat kembali perjalanan hari ini. Kilatan peristiwa tersebut bisa dicatat terkait:

Apa yang sudah dilakukan? Bagaimana hasilnya? Sudahkan berdampak pada murid? Sudah tepatkah strategi pembelajaran yang dipilih?

2. Perasaan, akan muncul membaur serta membumbui peristiwa. Perasaan bahagia, sedih, marah, senang menjadi roda emosi yang berputar. Kita bisa mengungkapkan apa yang menjadi stimulus munculnya roda emosi tersebut.

3. Pembelajaran, sebagai langkah setelah memadukan peristiwa dan perasaan sehingga kita akan menunjuk kepada diri sendiri. Menelaah faktor penyebab, melakukan identifikasi dan mencoba mengumpulkan informasi yang menguatkan. Andai ada kesalahan tidak akan terulang di masa yang akan datang.

4. Perbaikan ke depan. Menjadi sikap yang ikhlas menerima dan mawas diri untuk melakukan perubahan melalui pemikiran matang sehingga ditemukan solusi yang produktif dan solutif. Semua dilakukan berkesinambungan dengan menguatkan kordinasi, kolaborasi dan komunikasi dengan aktor yang terlibat.

Yuk, bersiap berangkat ke target berikutnya. Dengan ditemani sepeda motor yang setia jadi tempat bergulir dari satu titik ke titik lainnya sesuai jadwal. Setelah ashar kita bergerak kembali bersama-sama. Jangan lelah menjadi pendamping setia. Sebab hanya kau yang mengerti alunan jiwa disaat saya harus berpacu waktu menerobos macet dan derasnya rintik hujan.

Kau jangan merasa kedinginan saat diajak menerjang genangan air. Jangan ngiri juga, kalau saya mengenakan jas hujan sedangkan kau bertelanjang dada. Selalu bersemangat ya. Jadilah BESTie selamanya.

Diary.

Tak terasa proses yang dialami hingga sampai di PI4 menunjukkan bahwa kami mitra sehati. Dengan komitmen bersama melangkah maju berbekal positif thinking dan never give up. Saling menguatkan, melengkapi, dan mengingatkan menjadi poin kunci perjalanan selama ini.

KBB, 16-02-2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun