"Paket, paket", suara Om Kurir mengagetkan. Mata yang hampir mengatup sontak terbelalak. Mengintip dari celah pintu ternyata ada tangan menyodorkan bingkisan terbungkus kertas coklat.
"Terimakasih, Om."
"Hmm", sejak dibolak balik mencari siapa gerangan pengirimnya. Ternyata dari penerbit yang mengirimkan buku. Dengan berbinar-binar dan bersemangat, saat upacara bendera hari Senin, dipamerkan lah kepada seluruh peserta upacara. Semua mata tertuju pada buku. Mereka penasaran. Setelah diumumkan mereka serentak menarik nafas panjang dan bertepuk tangan.
"Hore, kami berhasil."
Ternyata jika disimak ada manfaat yang ditimbulkan dari keberhasilan membuat buku antologi tersebut yakni:
1. Menularkan rasa bahagia dan bangga. Seluruh siswa antusias sekali dan terlihat binar-binar kebanggaan. Sepertinya mereka penasaran ingin membaca buku karya warga sekolah  tersebut.
2. Memotivasi seluruh warga sekolah untuk terus berkarya salah satunya di literasi. Sehingga menjembatani siswa agar secara berkesinambungan meningkatkan skill membaca dan memulai menyukai menulis.
3. Mendorong mengembangkan potensi warga sekolah untuk semakin bersemangat berkarya di bidang literasi dengan rajin berlatih menulis.
4. Memunculkan kreativitas baru untuk menerbitkan kembali buku antologi ke-2. Karena mereka yakin kesuksesan hari ini sebagai awal keberhasilan di masa mendatang. Dengan visi bersama terasa indah untuk berprosesnya.
Rasanya hari itu menjadi hari terindah yang dirasakan oleh kami. Tepuk tangan dan sorak sorai menggema di halaman.
"Hore, kami berhasil."
Memang layak kami bahagia, momen pertama kali dan menjadi fondasi untuk terus mengasah kemampuan menulis warga sekolah.
Rasanya penantian kami selama 6 bulan berusaha menyelesaikan membuat buku antologi karya siswa, guru dan kepala sekolah terwujud. Selama berproses menyusun satu demi satu karya yang akan dibukukan, rasanya seperti sedang menyusun puzzle yang berserakan.Â
"Ah, apakah kami mampu?", kata-kata itu terkadang menyelinap datang dan menghantui. Mencoba tegar dan saling menguatkan. Akhirnya menyepakati bahwa proses ini dimaknai sebagai perjalanan melampaui sebuah tantangan. Apabila berhasil melewatinya, membuktikan bahwa kami warga sekolah berkemampuan luar biasa. Siap menghadapi tantangan, berani menghalau rintangan sehingga sampai di tujuan akhir yang dicita-citakan.
Buku antologi kami berjudul "Menjelajah Program yang Berpusat Pada Murid". Buku tersebut mengupas tentang program-program yang dilaksanakan di SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.Â
Di dalamnya diulas terkait: program rutin yang dilaksanakan setiap hari mulai hari Senin sampai hari Sabtu, pembelajaran yang menyenangkan menurut siswa, serta untaian pengalaman yang paling menyenangkan selama mengikuti kegiatan sekolah yang dirasakan siswa.Â
Selain itu disuguhkan karya guru yang mengupas praktek baik pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan kepala sekolah mengupas hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi program dengan melibatkan aset yang dimiliki sekolah.
Adapun langkah mudah menyusun karya antologi warga sekolah, sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi dan penyamaan persepsi. Di awal semester ganjil dilakukan sosialisasi untuk menyamakan mimpi menerbitkan buku antologi beserta langkah kongkrit mencapainya. Untuk memudahkan prosesnya diperlukan kordinasi, komunikasi dan kolaborasi secara berkesinambungan diantara warga sekolah.Â
2. Membuat tim penyusun naskah. Tim ini bertugas menerima dan mengumpulkan naskah dari siswa, guru dan kepala sekolah. Tim yang solid menjadi kunci sukses mewujudkan impian. Setiap anggota tim memiliki tanggungjawab dan mampu melaksanakan peran masing-masing.
3. Konsisten dalam melaksanakan tugas. Terutama untuk tim secara rutin melakukan edit naskah. Inilah proses terberat yang tim alami karena diperlukan kejelian dan berdamai dengan rasa lelah yang kadang menghantui. Selain itu tim juga berusaha menyempurnakan seluruh bagian karya mulai dari kata pengantar, merapikan naskah dengan diksi terkesan berserakan, sampai akhirnya menyusun sinopsis.
4. Mengirimkan naskah kepada penerbit. Nah, setelah naskah dikirimkan rasanya mulai sedikit ringan beban tim. Karena mulai berkurang perannya. Hanya melakukan cek hasil review, setelah dirasa tidak ada kekeliruan maka dilakukan percetakan.
Ternyata bermimpi ingin menerbitkan buku antologi, mudah jika dijalani. Yang berat itu memulainya.
Semoga buku antologi karya siswa, guru dan kepala sekolah SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Bandung Barat menjadi pemantik untuk terus berkarya menerbitkan buku lainnya di masa yang akan datang.
Semoga.
KBB, 28 Januari 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI