Candil salah satu makanan khas yang biasanya bertebaran saat bulan Ramadhan. Makanan pembuka puasa dengan rasa manis legit dengan warna kecoklatan yang berasal dari gula merah. Aroma mewangi dari daun pandan menggoda penciuman untuk bergerak ke arah kudapan candil disimpan. Candil banyak dijajakan di tempat ngabuburit. Pedagangnya ada yang sudah biasa mangkal maupun pedagang dadakan. Di hari biasa pun ada pedagang yang memang menjual candil sebagai kudapan di siang hari. Apalagi kalau ditambahkan es batu semakin nikmat rasanya. Â
Sebagai penikmat kuliner takjil pasti akrab dengan bentuk dan rasa khas yang menggoda di lidah. Berbahan tepung beras ketan, tepung beras, gula merah, santan, daun pandan dan sedikit garam. Nantinya menjelma menjadi kudapan menawan.
Terkadang kita penasaran sampai-sampai terbersit keinginan untuk mencoba meracik sendiri. Walaupun selama proses membuatnya menghasilkan romantika yang berbeda-beda. Ada yang langsung berhasil ada pula yang perlu berproses dengan kisah adonan seperti adonan bakwan, tetapi seiring waktu dan sering mencoba pada saatnya pasti berhasil. Ada beberapa hal yang dorongan munculnya keinginan membuat kudapan candil, yakni:
1.Uji ketangkasan tangan. Membuat candil perlu keterampilan sendiri. Tidak semua orang mahir melakukannya. Saya sendiri pernah mencoba membuat candil. Dari perjalanan waktu itu terjadi beberapa kesalahan. Pertama membuat candil nya "nampuyak"(meluber) di panci tidak bulat. Hal ini terjadi karena membuat adonan tepung ketannya terlalu lembek. Kesalahan kedua candilnya tidak matang. Kondisi ini disebabkan  karena candil belum waktunya diangkat. Candil yang sudah matang ada tanda-tandanya baik dari kuah maupun permukaan candil itu sendiri. Walaupun sudah mengambang belum tentu menandakan candil sudah matang. Perhatikan juga permukaan candil, kalau sudah nampak putih dan kuah mengental tandanya candil sudah matang.
2. Mendapatkan kontur candil yang legit berbahan dasar dari beras ketan. Perbandingan tepung beras ketan dengan tepung beras yang tepat akan berpengaruh pada tingkat kekenyalan candil itu sendiri. Semakin banyak tepung beras ketannya, semakin legit dan kenyal yang didapatkan. Terkadang penjual candil akan menggunakan ubi jalar kuning ditambah dengan tepung tapioka, sehingga candil yang dihasilkan akan berbeda citra  rasa kekenyalannya.
3. Meminimalisir penggunaan pemanis dan penambah aroma buatan. Kalau meracik sendiri bahan baku pemanisnya dari gula aren. Sedangkan untuk pewanginya tidak menggunakan esens pandan tetapi diperoleh dari aroma pandan yang dicemplungkan ke kuah candil. Santan nya pun benar-benar santan yang disaring dari kelapa parut. Pasti akan menghasilkan sensasi rasa yang legit nan khas.
Yuk, membuat candil karena dengan mengolah sendiri akan mendapatkan reka cerita selama meraciknya. Kisahnya akan menjadi pengalaman berharga.
KBB, 04-08-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H