Siswa sekolah dasar sedang ada pada masa meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa dalam hal ini gurunya, yang mereka anggap sebagai orang tua di sekolah. Mereka akan menyimak perilaku keseharian dari gurunya, dari cara berjalan, berbicara, bergaul dengan rekan guru lainnya serta kebiasaan memanfaatkan waktu selama istirahat. Padahal sudah dipastikan saat diamati oleh siswa terkadang guru tidak menyadarinya.
Siswa sekolah dasar, sebagai pribadi yang sedang bertumbuh pada aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan. Diperlukan serangkaian pemantik yang menjadikan munculnya rasa penasaran terutama menyangkut perlakuan terhadap sampah bungkus makanan. Bukankah menjadi pemandangan biasa di halaman sekolah dan kelas banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya.Â
Jika yang bergerak telunjuk dibarengi instruksi untuk melakukan ini dan itu, mereka hanya akan mengerjakan perintah dengan keterpaksaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam hatinya akan menggerutu dan tidak akan menumbuhkan kesadaran diri. Mengapa saya yang menyapu, padahal bukan saya yang berbuat? Serangkaian kata tanya mengapa hanya akan menambah upaya guru kurang bermakna.
Ada tips untuk menumbuhkan cinta kebersihan pada siswa, yakni:
1. TanamkanÂ
Menjadikan siswa memiliki pengendalian diri dan kesadaran penuh terhadap pentingnya membuang sampah pada tempatnya perlu dilakukan sejak kecil. Menjadikan kegiatan memungut sampah menjadi sebuah arena permainan dengan mengandaikan sampah sebagai semut, bola salju, telur yang tersembunyi pasti menjadi sesuatu yang menarik. Bahkan dengan dengan nyanyian, tepuk buang sampah, permainan menjala ikan, membidik sampah, memungut burung yang jatuh bisa membuat mereka tidak menyadari sedang ditumbuhkan rasa cinta kebersihan. Di sela canda dan tawa serta nyanyian dan tepukan terselip nilai-nilai sebagai perwujudan profil pelajar Pancasila.
2. LakukanÂ
Jika mendengarkan saya lupa, jika melakukan saya ingat. Berarti dengan mengaktifkan fungsi psikomotor  menjadikan mereka akan memiliki perasaan yang muncul dari dalam dirinya bahwa membuang sampah pada tempatnya menjadikan lingkungan kelas dan sekolah terbebas dari sampah. Jangan lupa mulailah dengan memberikan contoh nyata yang langsung dilakukan oleh gurunya. Tidak perlu malu jika harus menyapu kelas atau membungkuk ambil sampah saat masuk gerbang sekolah. Mulailah melakukan tindakan peduli memungut sampah yang dilakukan oleh guru.Â
Ajaklah siswa untuk melakukan tindakan ambil sampah yang ada satu langkah di depan, satu langkah di belakang, di kanan dan di kiri. Bisa juga dengan menanamkan kesadaran untuk mengolah sampah menjadi hal bermanfaat yang dirancang dalam program ekstrakurikuler. Merancang Program Sampah Jadi Sahabat Siswa, digagas dalam kegiatan membuat pupuk cair, kompos, hiasan kelas, bunga, bahkan kantong berbahan sampah. Bukankah hal tersebut menarik bagi siswa? Jika warga sekolah sudah memiliki kesadaran diri melakukan tindakan tersebut, dipastikan akan sulit menemukan sampah yang dibuang sembarangan.
3. BiasakanÂ
Menjadikan sebuah kegiatan atau aktivitas menjadi budaya positif bagi warga sekolah perlu waktu dan usaha terus menerus tanpa kenal lelah. Jangan berputus asa jika dalam waktu satu bulan belum ada hasilnya. Teruslah memberikan teladan yang baik dengan melakukan sendiri membiasakan memungut sampah yang ada di hadapan.Â
Jangan sungkan dan malu, demi sebuah pembelajaran menumbuhkan cinta kebersihan harus diawali dari guru sebagai contoh yang bisa ditiru oleh siswa di sekolah. Untuk menumbuhkan semangat menjaga kebersihan bisa digagas dengan pemilihan kelas terkotor yang dilakukan oleh guru piket. Setiap hari guru piket akan mengecek ke setiap kelas, kemudian akan menyematkan bendera hitam di kelas yang banyak sampahnya.Â
Pada saat upacara bendera hari Senin diumumkan kelas mana yang mendapat bendera hitam terbanyak. Besar kemungkinan cara ini akan membangkitkan semangat warga sekolah mencintai kebersihan, karena lingkungan bebas sampah menjadikan warga sekolah nyaman dan aman belajar.
KBB, 13092022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H