5. Merefleksikan tindakan yang diambil untuk perbaikan.
Pertemuan rutin bulanan antara CGP, PP dan kepala sekolah kami anggap sebagai komunitas praktisi. Bahkan momen monitoring dan supervisi dari pengawas bina menjadi saat tepat untuk mengupas terkait upaya perbaikan pembelajaran ke depan. Hal ini dikarenakan setiap pendampingan individu dan saat monev bersama pengawas bina selalu terjadi proses refleksi terhadap pembelajaran. Refleksi tindakan yang sudah dilakukan sangat bernilai karena menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan dan mendapatkan ide baru yang menjadikan pembelajaran di masa mendatang berpihak kepada murid yang berdiferensiasi yang didasarkan atas pertimbangan terhadap kesiapan, minat dan profil siswa yang berbeda dan unik.
  Â
Â
6. Dokumentasi untuk bahan ajar.
Alangkah baiknya praktik baik yang sudah dilakukan didokumentasikan. Bisa dijadikan buku kumpulan tips dan trik mengajar, atau disebarkan melalui web sekolah. Yang dilakukan dengan mendokumentasikan, akan menjadi jejak digital yang bisa bermanfaat dan menjadi referensi bagi guru di sekolah sendiri bahkan bisa menjadi referensi bagi sekolah lain karena bisa diakses oleh siapa saja dan dimana saja. Bukankah berbagi itu indah karena menabur kebaikan?
Itulah refleksi ke-11 saya sebagai ramuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan minggu ini yang membuktikan berbagai tantangan, hambatan bahkan peluang menjadi saat tepat untuk bersama-sama memulihkan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H