Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Racikan Ide Kegiatan Komunitas Praktisi di Sekolah pada Masa Pemulihan Pembelajaran

3 Maret 2022   17:34 Diperbarui: 3 Maret 2022   17:37 4881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, apa kabar? Tidak terasa sudah dua bulan saya mengikuti Calon Guru Penggerak (CGP). Minggu ini sudah sampai kembali di kegiatan refleksi diri minggu ke-11. Refleksi penting keberadaanya sebagai penyeimbang diri agar selalu mawas, bersikap terbuka dan mau berubah jika melenceng dari tujuan awal yang sudah ditetapkan. Di paparan sekarang saya akan mengupas terkait ide kegiatan yang dapat dibahas di komunitas praktisi di sekolah pada masa pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang belum dinyatakan berakhir. Walau di suasana adaptasi kebiasaan baru, aktivitas komunitas praktisi di sekolah bisa dilakukan dengan menggerakan kembali unit-unit pelaksana program di sekolah yang diselaraskan pada program yang ingin dicapai. Diawali dengan penyusunan rencana program yang dibuat secara sistematis dan terstruktur yang biasanya dilakukan di awal tahun pelajaran secara bersama-sama antara kepala sekolah dengan pihak yang terlibat.

Dengan arahan dan bimbingan kepala sekolah sesegera mungkin dilakukan tindakan lanjutan berupa pengorganisasian dengan menyusun organigram tim penanggung jawab kegiatan dari masing-masing program. Tim ini digawangi Calon Guru Penggerak (CGP) yang berkolaborasi bersama rekan sejawat lainnya. Tim bekerja dan melakukan berbagai bentuk bimbingan dan pelatihan kepada siswa. Kegiatan ini sebagai bentuk kesiapan awal sehingga saat pelaksanaan sudah bisa diprediksi tingkat keberhasilannya.

Kita menyadari hasil akhir menjadi buah dari kerja keras yang sudah dijalani. Tidak perlu berkecil hati dengan hasil yang diterima. Dengan melakukan perencanaan lebih di awal menunjukkan kita siap menerima konsekuensi dari usaha kita. Sebuah keberhasilan yang terjadi tanpa persiapan itu hanya kebetulan saja, apalagi kalau melalui tahapan perencanaan, pasti hasilnya lebih maksimal lagi. Seandainya belum berhasil pasti akan dijadikan refleksi diri bersama rekan sejawat dan permasalahan tersebut akan dibawa ke forum komunitas praktisi yang ada di sekolah. Di saat rapat atau pada saat ngobrol bareng mengisi waktu bisa menjadi ajang berbagi dan evaluasi untuk peningkatan mutu lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.

Di komunitas praktisi kita bisa mengagendakan berbagai jenis kegiatan yang menjadi ide untuk evaluasi dan perbaikan ke depan, yakni:

  1. Berbagi masalah pembelajaran. Pernahkan kita memiliki masalah dikarenakan siswa yang kurang melibatkan diri dalam pembelajaran? Apa penyebabnya? Apakah berasal dari siswa itu sendiri karena kurang motivasi intrinstik? Atau ada kekeliruan dalam pengelolaan kelas yang berasal dari guru? Masalah ini bisa sharing di komunitas praktisi untuk ditemukan solusinya. Kita jangan malu dikritik oleh teman sejawat, justeru sebaliknya menjadikan kritik sebagai salah satu cara evaluasi diri untuk berbuat lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tetapi perlu diingat bahwa kritik yang disampaikan sebaiknya dilengkapi dengan solusi pemecahan masalahnya.
  2. Pembahasan strategi meraih prestasi di masa pemulihan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Upaya ini bisa dirembugkan di rapat sekolah atau saat ngobrol santai di saat istirahat dari kegiatan mengajar. Suasana ini bisa diartikan sebagai komunitas praktisi, karena berisi individu yang memiliki tujuan serta kegelisahan yang sama. Kita bisa memanfaatkan rapat sekolah sebagai momen sharing dan brainstorming untuk menyusun strategi peningkatan mutu sekolah baik dalam pembelajaran maupun dalam menyikapi sebuah rencana mengikuti perlombaan. Untuk mencapai target capaian prestasi harus diawali dengan menyamakan visi dan misi sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah bisa dimanfaatkan secara optimal. Kita menyadari bahwa ada 6 kekuatan yang menjadi aset yang bisa digerakan yang dimiliki oleh siswa. Kekuatan tersebut meliputi: (a) spiritual keagamaan, (b) pengendalian diri, (c) kepribadian, (d) kecerdasan, (e) akhlak mulia, dan (f) keterampilan. Kekuatan tersebut dimiliki oleh setiap siswa secara kodrati yang bisa dikembangkan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Diperlukan kesempatan, pembinaan, bimbingan, dan arahan agar bisa berkembang optimal melalui serangkaian kegiatan pembelajaran maupun pengembangan diri.
  3. Merumuskan tindakan untuk menyelesaikan masalah. bukankah pernah terlintas di benak ingin melakukan sesuatu yang baru yang bisa mensejajarkan sekolah sendiri diantara sekolah lainnya dengan tercatat sebagai pemenang di suatu perlombaan? Yakin jawabannya, iya dong. Kita ingat bahwa di semester 2 ini sering diselenggarakan lomba antar sekolah sebagai agenda rutin tahunan. Kita berharap, nama sekolah kita tercatat di jajaran juara sebagai upaya branding sekolah. Untuk meraihnya perlu kolaborasi dan saling melengkapi serta berbagi peran agar mendapatkan hasil optimal. Jika ada guru yang memiliki kemampuan di bidangnya maka tugaskan untuk berperan sebagai pembimbing/pelatih.

                 

Saya bersama rekan lainnya menjadi tim kriya anyam, biasanya di tahun-tahun sebelumnya tim kriya anyam dari SD saya menunjukkan hasil akhir ada di jajaran juara. Walaupun bukan juara 1, tetapi hal ini menjadi sebuah kebanggan karena hasil pembinaan kepada siswa ada bonusnya yaitu menjadi juara. Keberhasilan yang diraih menjadi pemantik untuk terus berkolaborasi membangun network yang solid meraih pencapaian lebih baik lagi di masa yang akan datang.

4. Berbagi praktik baik.

Setiap sekolah memiliki kekuatan sumber daya yang berbeda. Jangankan beda sekolah, di satu sekolah pun setiap guru memiliki keunikan sendiri dalam pembelajaran. walaupun menggunakan pendekatan/strategi/metode yang sama tetap saja dalam penyampaiannya di kelas akan dirasakan style masing-masing. Sama halnya dengan koki, walaupun dengan bahan dan bambu yang sama tetapi hasil akhir akan berbeda dalam rasa. Hal ini dikarenakan ada perbedaan sebagai bagian dari ciri khas masing-masing dalam mengolahnya.

Dari keunikan inilah bisa dijadikan bahan untuk berbagi, siapa tahu cara mengelola pembelajaran guru yang satu bisa menginspirasi guru yang lainnya. Saling melengkapi dan saling belajar dari pengalaman orang lain menjadikan ada kebermaknaan serta kolaborasi yang terjalin akan semakin solid. Ciri khas dan trik baik yang menjadikan mereka berhasil dalam pembelajaran juga dalam meraih juara di setiap perlombaan. Kita menyadari keberhasilan itu berproses, tidak ada keberhasilan yang datang secara tiba-tiba atau "simsalabim" jatuh dari langit. Simak saja, dari hasil kejuaraan hanya sekolah-sekolah dengan pola pembinaan yang terstruktur, berkesinambungan dan terprogram saja yang selalu menjadi langganan pemenang.

Nah, bukankah setiap sekolah ingin meningkatkan branding nya? Disinilah perlunya berbagi praktik baik dengan sharing trik dan tips pembinaan yang mereka telah lakukan. Berbagai trik tersebut menjadi praktik baik yang bisa dijadikan contoh bagi sekolah lain untuk memulai mencoba trik tersebut. Di komunitas praktisi bisa sharing praktik baik tersebut, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan daya saing dalam rangka meningkatkan kualitas pencapaian.

   

sumber: dok. pri
sumber: dok. pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun