Keterampilan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan pada siswa sekolah dasar bukanlah semata-mata karena faktor keturunan. Keterampilan tersebut dilatih dan dikembangkan, dan dibiasakan dengan arahan dari guru selama pembelajaran.Â
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan tidak akan berhasil jika menggunakan pendekatan konvensional yang memuat teknik ceramah dan tanya jawab. Sehingga diperlukan sebuah terobosan pendekatan pembelajaran baru, yang memberikan ruang luas kepada siswa untuk berkreasi dan menyampaikan ide secara lisan maupun tulisan. Perlu diingat bahwa, ketika ingin mengasah keterampilan berbahasa harus diasah juga kemampuan membaca.Â
Kemampuan membaca dan berbahasa menjadi satu paket lengkap yang satu sama lainnya saling mendukung. Seandainya siswa kurang membaca maka cakrawala berpikirnya akan sempit, kosa kata yang dikuasai kurang memadai, sehingga ketika akan mengembangkan ide akan terpentok pada kemampuan bahasa yang sudah dikuasai.
Pada saat menerapkan pendekatan TTW di kelas, ada 3 sintak yang ditempuh, yakni:Â
- Think dengan mencari dan menemukan informasi dari bahan bacaan.Â
- Talk dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang sudah dihasilkan dari mengkritisi bacaan dalam bentuk presentasi di depan kelas.Â
- Write, dengan kegiatan menyusun laporan hasil yang dikomunikasikan secara tertulis.
Adapun kegiatan pembelajaran berbahasa dengan pendekatan TTW di kelas, sebagai berikut:
1. Mengelompokkan siswa dengan anggota kelompok dipilih secara heterogen, dan tiap kelompok terdiri dari 3-4 orang.
2. Siapkan beberapa buku bacaan/buku sumber yang berkaitan dengan materi/ tema yang akan disampaikan. Misalnya jika tema tentang peristiwa alam, maka disiapkan berbagai bahan bacaan terkait bencana alam dengan faktor alami maupun akibat ulah manusia. Setiap kelompok diberi keleluasaan untuk mendalami dan memilih bahan bacaan, juga biarkan siswa memilih lokasi yang nyaman untuk diskusi.
3. Berikan LKPD atau petunjuk yang jelas dan bisa dipahami terkait apa yang harus dilakukan siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya jika ingin menugaskan kepada kelompok untuk membahas tentang bencana alam, pastikan sudah dibuatkan pembagian bahasan tugas yang jelas per kelompoknya. Hal ini untuk mengurangi adanya pembahasan materi yang sama pada saat presentasi. Buatkan juga kesepakatan yang dianggap perlu bersama siswa.
4. Pantau dan berikan bimbingan kepada kelompok siswa yang mengalami kesulitan. Berikan reward kepada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan menempelkan hasil laporan di papan tulis. Jangan lupa lakukan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan menyimak bacaan, berdiskusi, dan menulis laporan kegiatan. Sesekali dicek ke kelompok siswa untuk memastikan semua anggota kelompok terlibat dalam pembelajaran.
5. Beri kesempatan kepada kelompok siswa yang pertama kali menyelesaikan tugas untuk mempresentasikan di depan kelas, sedangkan siswa lain menyimak dan mencatat hal penting di bukunya masing-masing. Bisa saja untuk siswa yang melaporkan dipilih oleh guru secara bergantian. Hal ini untuk mengurangi  S2L(siswa itu lagi siswa ltu lagi). Â
Pembelajaran berbahasa dengan pendekatan TTW disadari atau tidak sudah dilaksanakan selama pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dikarenakan selama pembelajaran berlangsung guru sering dibuat manuver baru yang disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan situasi yang terjadi di lapangan. Kadang melakukan perubahan dari RPP yang sudah dibuat dengan meramu berbagai pendekatan Tujuan akhirnya agar siswa memiliki keterampilan berbahasa baik lisan maupun tertulis sehingga mampu berkomunikasi secara komunikatif.
Bandung Barat, 23 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H