3. Konsistensi.Â
Inilah kunci yang paling mendominasi. Ketekunan dan keberlanjutan secara terprogram dan terus menerus secara berkesinambungan. Rajin bimbingan dan merevisi kekurangan sesuai arahan dosen pembimbing atau promotor.Â
Orang yang cerdas akan kalah oleh orang yang tekun. Karena dengan ketekunan akan ditemukan ribuan jalan ketika menghadapi permasalahan atau hambatan.Â
Dibutuhkan bukti nyata bukan hanya angan-angan. Jadi harus ada actionnya. Saling menguatkan dan berbagi kabar, serta berdiskusi berbagi pengalaman, tindakan ini sebagai dukungan kepada rekan. Juga bukti empati serta keterikatan rasa masih menjadi bagian dari keberhasilan teman.Â
Di setiap pribadi harus ditumbuhkan semangat membara, seperti dulu ketika melangkahkan kaki mengikuti perkuliahan pertama kali. Bukankah datang dengan sejuta impian yang digantungkan?
4. Berdoa.
Lakukan setiap usaha dengan dibarengi doa. Dengan berdoa jiwa akan tenang dan kita akan merasa kuat karena memiliki pendamping Rabb Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu ada membimbing hamba-Nya. Â
Dengan adanya ketenangan batin menjadikan setiap urusan dinikmati dengan hati. Semua sudah digariskan. Tetapi manusia harus berikhtiar. Dengan berdoa jiwa semakin tenang dan tidak akan salah melangkah.
Semoga tulisan ini menjadi motivasi untuk diri sendiri dan teman-temanku yang berjuang menyelesaikan studi. Mohon doa agar tahun 2021 bisa wisuda. Semoga.
Bandung Barat, 2 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H