Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melibatkan Anak Mendemonstrasikan, Apa Yakin Tangan Bersih?

5 Desember 2020   21:45 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anak sebagai sosok yang selalu penasaran. Setiap ada hal baru tentu dibenaknya akan diakhiri dengan kata tanya"mengapa". Percis sekali situasi ini, tatkala kita memberi aba-aba,"Aa, jangan lupa kalau sudah memegang kucing, cuci tangan ya!".

"Mengapa, bunda. Kan, tangan Aa terlihat putih?". 

Untuk menjelaskannya sesuai dengan tingkatan usia, pasti diperlukan analogi yang bisa dipahami oleh mereka. Jika dijelaskan secara ilmiah, belum cukup waktu. Sepertinya cara berikut bisa dicoba. Hasilnya pun akan berlipat ganda. 

Pertama bunda dan anak bisa menjalin komunikasi yang akrab dan erat, karena kegiatan ini bisa dilakukan berbarengan secara kolaboratif. Apalagi di masa Pandemi sekarang ini, bisa dijadikan salah satu metode pembelajaran yang bermakna di rumah. Keseruan akan terwujud karena anak melibatkan fisik, mental, sosial, dan emosional.

Keterlibatan secara fisik karena anak ikut menyiapkan dan mempraktekan sendiri kegiatan yang akan dilakukan. Bukankah ini menjadi sesuatu yang menarik? Bahkan jika ada adik, bisa diikutkan juga. 

Dalam hal sosial, dimungkinkan anak menghargai pendapat orang lain juga mau berbagi. Sedangkan secara emosional anak dilibatkan secara langsung dan mendapat pengalaman pribadi dari melihat hasil pengamatan selama rentang waktu sesuai kesepakatan. 

Bisa saja setelah dilakukan percobaan anak akan mengalami suatu kondisi takut, was-was, jijik, bahkan merasa bersalah karena belum melakukan hal yang semestinya. Karena dulu, anak beranggapan hanya cuci tangan pakai air cukup menghilangkan kuman. Belum terpikirkan apakah tangan yang tampak putih itu benar-benar bebas kuman?

Setelah proses yang dilakukan, pada akhirnya pada diri anak akan tumbuh suatu kesadaran untuk memulai perilaku yang menjawab pentingnya cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Untuk mendemonstrasikan bersama anak di rumah, lakukan langkah sebagai berikut:

#Persiapan alat dan bahan

Alat berupa:

  • 3 lembar plastik bening
  • Selotip dan gunting
  • Kertas putih dengan tulisan: tanpa cuci tangan, cuci tangan pakai air, cuci tangan pakai sabun

Bahan yang diperlukan adalah 3 sendok nasi.

#Pelaksanaan langkah percobaan

  • Ambil satu sendok nasi lalu kepal-kepal menjadi bulatan.
  • Pastikan melakukannya tidak cuci tangan.
  • Masukan bulatan nasi ke dalam plastik bening.
  • Tutup dan beri label"tidak cuci tangan".
  • Lakukan untuk nasi kedua prosesnya sama tetapi sebelum membuat bulatan nasi cuci tangan pakai air. Selotif dan beri label"cuci tangan pakai air".
  • Lakukan untuk membuat bulatan nasi ke tiga dengan proses dan cara yang sama, tetapi pastikan sebelumnya harus cuci tangan pakai sabun dengan 6 langkah efektif, dengan air mengalir selama 20 detik.

#Pengamatan 

Langkah selanjutnya adalah:

  • Simpan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak kecil.
  • Lakukan pengamatan terkait perubahan pada nasi di hari ke-2, ke-3, dan ke-5.

#Berdiskusi terkait hasil pengamatan

Ajak anak berdiskusi terkait hasil percobaan, kemudian berikan pemahaman untuk memberikan wawasan pada anak yang mengarah pada perubahan perilaku untuk membiasakan cuci tangan pakai sabun.

Semoga menjadi upaya untuk pulih bersama, berbagi ilmu dari hasil pelatihan yang saya ikuti.

Bandung Barat, 05-12-020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun