Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengajarkan Menulis Permulaan dari Rumah

7 November 2020   11:50 Diperbarui: 7 November 2020   11:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mengajak siswa kelas satu sekolah dasar, mau menulis merupakan usaha yang luar biasa. Pada prosesnya perlu trik mengurangi  kebosanan dan kejenuhan yang dirasakan siswa.

Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar literasi yang perlu dikembangkan sejak siswa berada di kelas awal sekolah dasar. Hal ini penting, karena menulis akan berpengaruh terhadap kemampuan mengungkapkan ide secara tulisan di kelas dan jenjang berikutnya.

Siswa kelas satu SD memulai belajar menulis permulaan. Tujuan akhir dari proses ini agar siswa mampu mengungkapkan ide secara tertulis dengan kalimat sederhana. Mengajar menulis kepada siswa, sebagai tantangan ketika mengajarkannya. Tidak semua siswa ketika masuk kelas satu SD, memiliki keinginan untuk menulis. 

Awal sebelum mengajarkan menulis permulaan kepada siswa, terlebih dahulu dibimbing melenturkan pergelangan tangan dengan cara diajak membuat garis lengkung, tegak, miring, dan datar. Kegiatan ini dilakukan berulang dan bertahap. Setelah 2 -3 kali latihan dimulailah membuat huruf secara berangsur dari A sampai Z. 

Kegiatan selanjutnya adalah menebalkan huruf. Sepertinya siswa merasa nyaman, karena tinggal menyambungkan titik-titik sehingga membentuk sebuah huruf. Kemudian kegiatan dilanjutkan untuk menulis dengan mencontoh tulisan sederhana yang dibuat guru atau orang tua. Tulisan sederhana tersebut hanya terdiri dari dua-tiga kata, misalnya "ini nana". Lakukan terus sampai siswa bisa menulis empat kata. 

Biasanya, siswa kelas satu SD memiliki buku tugas menulis harian yang dikerjakan di rumah dan dikumpulkan minggu berikutnya. Demikian berlangsung terus menerus. Selama  Pembelajaran Jarak Iauh (PJJ), kegiatan tersebut bisa dilakukan, yabg penting ada kesepakatan terlebih dahulu antara guru dan orang tua.

Membiasakan siswa menulis merupakan usaha yang pantang menyerah. Kebanyakan siswa akan merasa malas untuk menulis. Mereka akan beralasan " lelah". Mungkin karena mereka harus menulis dalam jangka waktu agak lama. Percayalah kondisi ini wajar dan lama kelamaan akan berlalu. Setelah siswa terbiasa, mereka akan menemukan keasyikan sendiri dalam menulis.

Setelah kegiatan pembelajaran menulis permulaan berlangsung sekitar 2-3 bulan, siswa mulai terbiasa. Nah, guru atau orang tua bisa melatih kemampuan menulis siswa dengan cara lain. Misalnya siswa diajak mengamati sebuah benda yang ada di sekitar.  Sebagai contoh sebuah boneka. Ajak siswa bercakap-cakap terkait bahan, warna, nama, bahkan biarkan siswa diberi kesempatan jika ingin mengelus pelan untuk merasakan sensasi kehalusan bulu boneka.

Setelah itu ajaklah siswa untuk menuliskan hasil pengamatannya dalam beberapa kalimat sederhana. Berikan kebebasan kepada anak untuk menyusun kalimat. Walaupun hasilnya anak hanya menuliskan 'ini boneka' kita hargai sebagai hasil terbaik yang dibuat anak. 

Sikap bijak yang diberikan oleh guru dan orang tua yang selama PJJ menjadi pendamping di rumah adalah memberikan penguatan positif dengan memotivasi anak untuk bersemangat menulis. Dorongan yang diberikan bisa dalam bentuk sering mengajak anak bercerita dan bertanya jawab terkait cerita yang didengar.

Kegiatan melibatkan anak melalui cerita menjadi sebuah kemampuan menulis cerita tanpa tulisan. Karena cerita yang didengar tersebut akan disimpan dalam ingatan siswa. Seiring waktu cerita yabg tersimpan dalam memorinya akan diungkapakan kembali secara tertulis. Untuk itu perlu latihan berulang dan berkelanjutan. Pada akhirnya menjadi pembiasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun