Daring, daring, daring...kita masih menikmati. Entah berapa lama lagi. Bagi yang punya gawai tak akan jadi masalah. Bagi mereka yang terkendala sarana walau ada kuota, tapi gawainya tidak ada, mau apa coba.
Minjam ke kakak kan sama sedang digunakan, apalagi waktu daringnya barengan, wah yang kecil pasti mengalah. Pinjam gawai punya ayah, kan mau bekerja mencari nafkah. Pergi pagi buta, pulang malam kelam. Membanting tulang demi mencukupi sesuap nasi.
Pinjam punya ibu, jangan ditanya. Ibuku hanya punya gawai untuk kirim pesan dan sekadar bertelepon. Sedangkan daringku perlu kamera, video, pesan suara, bahkan grup WA. Ah, serba terbatas kemampuanku.
Jangan berkecil hati, Nak. Datanglah ke gurumu. Ceritakan keluh kesahmu. Tak bergawai bukan berarti pembelajaran selesai. Kalian diberi kesempatan. Belajar secara manual. Dibekali modul dan Lembar Kerja Siswa. Berisi latihan yang harus kalian kerjakan setiap hari selama sepekan.
Katakan kepada ibumu untuk datang ke sekolah, mengambil tugas yang harus kalian kerjakan selama seminggu. Nanti ibumu pula yang kembali datang menyerahkan tugas yang sudah dikerjakan. Kalian di rumah saja. Jangan ke sekolah dulu.
Yang penting kalian ada keinginan dan semangat membara untuk belajar dan berkarya. Masa sekarang bukan hambatan. Melainkan tantangan untuk meningkatkan kemandirian.Â
Yuk, kita nikmati masa ini dengan lapang dan tawakal. Jangan sedih hati andai tak bergawai. Masih ada cara untuk tetap belajar. Jangan lupa melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran.Â
Bandung Barat, 29-10-020
Â