Suara lengkinganmu meluluhlantakkan relung jiwa. Palung terdalam rontok. Luluh melebur ke jurang terdalam. Membuih ombak berdentum menembus karang.Â
Raungan ambulance menggelegar membuyarkan serat-serat rajutan. Menelusuri jalan menyingkirkan halangan. Melesat menembus asap hitam tebal.
Tergolek membujur lemas. Mendekap dada menahan rasa bengah. Menghitung detak nadi merangkai butiran pedih mengalir seiring Kali Serayu yang disusuri sampai ke hulu. Â Meraung pilu berteman blankar.Â
Raungan ambulance menggelegar. Membelah hati menahan asa. Menyelusup getar-getar setitik harapan. Berharap menggapai rekatan jiwa yang tersisa. Esok masih ada detak di dada. Mengalirkan darah menemani tuk berkiprah. Kembali melakoni hidup dengan hati terekat kembali.Â
Raungan ambulance menggelegar. Menghantarkan sebuah harapan yang tertelan deru saling berdentum. Menyisakan isak pilu. Mengisyaratkan mesti melepas ikhlas. Kembalilah pada-Nya dengan tenang. Kami mendoakan.Â
Bandung Barat, 15-10-020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H