Pagi-pagi dinikmati dengan sajian cemilan yang siap di meja rasanya nikmat. Cemilan bisa sebagai mengganjal perut sebelum beraktifitas. Ah, bisa juga dinikmati kala malam mingguan, sambil menikmati suasana kala dulu.Â
Kalau dinikmati pagi, bisa berfungsi untuk pengisi perut. Apalagi mengisi perut pagi itu penting, tidak melulu sarapan pagi dengan makanan berat, karena keterbatasan waktu yang terburu-buru.
Sarapan itu penting, tetapi dalam penyajiannya tak harus yang mewah. Nah, cemilan sederhana pun bisa diolah dan disajikan di meja sebagai teman bersantap dengan teh hangat dan kopi.
Sambil menikmati suasana pagi, cemilan yang diolah dengan cara dikukus layak dicoba. Apalagi bagi emak yang berasal dari daerah kadang merindukan cemilan yang dulu menjadi makanan yang sering dinikmati waktu kecil.
Emak rasakan sendiri kerinduan makanan cemilan yang diolah dengan dikukus memang jagonya. Ah, itu emak saja yang merasakan orang lain belum tentu. Bisa saja mereka lebih menyukai makanan kekinian, yang diolah dengan lebih menarik.
Ya, ternyata selera itu bisa dibangun karena ada dorongan seseorang yang muncul. Kadangkala ketika emak sedang menonton televisi, tiba-tiba ada sajian yang menayangkan orang yang makan ikan asin yang dibakar di bara api yang berasal dari kayu bakar di "hawu". Dijamin emak pasti ngiler deh.Â
Di pikiran emak langsung terbayang aroma ikan asin yang dibakar. Lama-lama timbul rasa ingin menikmati lagi. Padahal suasananya sudah jauh beda. Hawu sudah jarang dimiliki oleh warga karena tergeser oleh kompor gas atau kompor listrik. Kecuali ada beberapa yang masih menggunakan.
Biasanya cemilan yang sering emak sajikan itu singkong, ubi, pisang. Jenis makanan itu mudah didapatkan. Biasanya bisa dibeli dari pedagang pikulan yang berkeliling dari gang ke gang.Â
Di warung tradisional juga sering kita jumpai. Apalagi kalau sedang musim panen, mudah didapatkan, harganya pun terjangkau. Nah, sekarang emak ingatkan cara mengolahnya yang gampang. Dengan menyiapkan bahan mentah, dikupas, cuci bersih, lalu ditanak sampai matang. Menunggu 20 menit cemilan sudah siap dihidangkan.
Yuk, coba!
Bandung Barat, 2 Oktober 2020