Semburat cakrawala dipenuhi lembayung pagi kuning keemasan. Tersusun berangkai melengkapi buana yang temaram beranjak terang. Terbuai lamunan mengantarkan pagi dengan diawali senyuman. Terima kasih rembulan. Kau sangat berkesan, menawan dan menggetarkan.
Kini malam pun perlahan pulang. Diantarkan suara kokok ayam yang bersahutan tak mau ketinggalan. Berdesir darah yang meregangkan simpul urat rambut yang melingkar. Menggelorakan asa memburu waktu biar tidak berlalu.
Sempurna. Sebuah kata istimewa entah sudah berapa lama sering terdengar. Tapi sungguh tak bosan untuk disimak dan dicerna. Lontaran kata demi kata terbaca jelas berisi sebuah pengharapan. Yang dititipkan oleh rembulan saat tadi malam.
Lupa tak ku sampaikan. Terlena dentuman yang memekakan. Menggugurkan daun dan mengelupaskan kulit ari yang kering. Hilang renjana jiwa terbungkus ulasan senyuman. Membawa angan yang pulang, kutunggu kau datang.
Tawa membawa gemericik air mengalir dari hulu ke hilir tanpa paksaan. Membasahi setiap serat keajaiban. Kau datang lagi. Mengantarkan surga di dekapan. Membawa pelukan hangat menggelorakan di penghujung malam. Sekarang kau lekaslah pulang.
Bandung Barat, 15 September 2020