Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Fenomena Stok Obat-obatan Sirup Tanpa Resep di Rumah

21 Oktober 2022   16:48 Diperbarui: 22 Oktober 2022   01:25 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obat | Sumber: freepik.com 

Kasus gagal ginjal akut bukan hanya diderita oleh orang tua atau dewasa, bahkan di semua kalangan usia termasuk usia bayi dan balita. 

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022 sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.

Dikutip dari kompas.com dalam berita yang rilis pada 21 Oktober 2022 pukul 07.55 WIB. Berdasar catatan terbaru, sebanyak 71 anak di Ibu Kota terjangkit gangguan ginjal akut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, dari 71 anak itu, 40 anak di antaranya meninggal dunia.

Sebagai seorang ibu yang memiliki anak balita, beredarnya berita dan fenomena tentang gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak dan balita ini membuat saya dan tentunya para orangtua di luaran sana merasa khawatir dan "kepikiran". 

Berbagai video di media sosial dengan jumlah likes serta viewers cukup banyak memperlihatkan seorang ibu mengumpulkan seluruh stok obat-obatan syrup untuk anaknya di rumah lalu dibuang begitu saja ke kotak sampah bersamaan dengan viralnya kasus gagal ginjal akut anak yang diduga disebabkan oleh cemaran zat berbahaya dalam obat-obatan syrup sungguh mencuri perhatian saya.

Karena bagi saya pribadi saat anak demam, saya juga memberikan obat-obatan penurun demam dalam bentuk syrup dengan dosis tepat kepada anak saya sesuai dengan pengetahuan dan kompetensi sebagai seorang perawat. 

Hal inilah yang membawa saya untuk membahas fenomena stok obat-obatan syrup di kalangan orangtua yang memiliki balita berdasarkan pengamatan saya selama menjadi tenaga kesehatan. 

Mengapa yang distok justru dalam bentuk syrup? 

Karena sediaan obat untuk bayi, balita dan anak yang dijual bebas di pasaran paling banyak adalah dalam bentuk syrup. Adapun fenomena ini menurut saya terjadi karena:

1. Mudah dan cepat didapat tanpa resep 

Kebiasaan stock obat-obatan syrup di rumah tanpa resep dokter adalah fenomena yang lumrah dilakukan oleh hampir setiap orangtua yang memiliki bayi dan balita saat ini. 

Tujuannya hanya saat anak demam atau batuk pilek, dapat memberikan obat dengan segera dan diharapkan berkurang atau sembuh. 

Dalam hal ini, pemberian obat biasanya dengan hanya mempertimbangkan aturan pakai yang tertera di botol atau kemasan obat namun tidak berkonsultasi dengan tenaga kesehatan berkompeten. 

Apalagi obat syrup untuk menurunkan demam, meredakan batuk pilek, maupun berbagai jenis vitamin anak dalam bentuk syrup juga mudah didapatkan dan bebas dibeli di pasaran tanpa resep dokter sekalipun. 

Sehingga kemudahan inilah yang membuat para orangtua yang kurang bijak secara masif dalam jangka waktu lama memberikan obat-obatan kepada anak tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. 

Padahal, kondisi anak mungkin saja lebih serius dari pada anggapan orangtuanya hingga seharusnya mendapat penanganan dokter dalam penggunaan obat-obatan. 

2. Tergiur iklan

Berbagai jenis obat-obatan dipromosikan dengan iklan yang cukup menarik. Baik iklan di televisi maupun di berbagai media sosial.

Biasanya, obat-obatan yang iklannya sering dijumpai seperti obat penurun panas, obat nyeri serta obat flu dan batuk serta beragam vitamin dengan harga yang beragam. Mulai dari harga yang murah hingga mahal. 

Memang, tidak ada yang salah dengan iklan iklan menarik. Bahkan obat-obatan yang beredar tentunya sudah memiliki izin edar dari lembaga berwenang dan seharusnya dipastikan aman selama penggunaannya berdasarkan aturan pakai. 

Namun sebagai orangtua kita harus bersikap bijak dalam menyikapi hal hal yang menarik.

3. Kurang pengetahuan

Penggunaan obat-obatan apapun secara berlebih terutama di saat tubuh anak tidak membutuhkan, justru dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan dapat mengancam nyawa.

Meskipun masyarakat beranggapan bahwa obat adalah zat yang dapat mengobati, namun segala sesuatu yang berlebihan dan tidak didasari dengan ilmu pengetahuan tetaplah tidak baik. 

Sebagai contoh, saat anak tanpa gejala lain tiba-tiba dirasa suhu badannya terasa hangat ketika tangan orangtua meraba keningnya tanpa dilakukan pengamatan terlebih dahulu penyebab suhu tubuh anak meningkat dan tanpa diperiksa menggunakan termometer, lalu langsung saja diberikan obat penurun panas tanpa resep dokter. 

Padahal dalam kasus tersebut, mungkin saja suhu ruangan terlalu panas atau terlalu dingin sehingga memunculkan reaksi peningkatan suhu tubuh pada anak yang masih dalam tahap perkembangan.

Banyak intervensi yang dapat kita lakukan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memberikan obat seperti menyesuaikan suhu lingkungan anak, memberikan pakaian yang tipis ataupun tebal, mempertahankan hidrasi tubuh dengan nutrisi dan cairan yang cukup, dan lain sebagainya. 

Oleh sebab itu, pengetahuan sangatlah penting. 

Obat-obatan memiliki bentuk efek samping yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya

Mungkin saja efek samping obat tidak terjadi pada beberapa orang, namun justru menimbulkan efek samping yang ringan sampai parah bagi sebagian orang lainnya. Bahkan, beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap penggunaan obat-obatan tertentu. 

Di dalam ilmu keperawatan, pemberian obat-obatan harus dikolaborasikan dengan dokter serta memperhatikan prosedur pemberian obat dengan benar. 

Salah satunya, pemberian obat-obatan harus disesuaikan dengan dosis dan waktu pemberian. Pemberian dosis obat dan lama waktu pemberiannya ditentukan dengan banyak hal seperti usia, berat badan, kondisi fisik, dan lain sebagainya. 

Jadi, sebagai orangtua kita harus cerdas dan bijaksana dalam memberikan obat kepada anak ketika anak sakit. Konsultasikanlah kondisi anak kepada orang yang berkompeten sebelum memutuskan untuk memberikan obat. 

Terkait penggunaan obat-obatan dalam sediaan syrup dengan penyebab kasus gagal ginjal anak, pastikan kita mengakses informasi dari sumber yang terpercaya dan berkompeten untuk memutuskan hal itu. 

Sampai saat ini, kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya. 

Belajar dari fenomena pandemi covid19, kita tidak perlu bersikap panik, tetap tenang, akses informasi dari sumber yang tepat untuk meghindari hoax, mempertahakan kesehatan keluarga dengan pola hidup yang sehat serta segera berkonsultasi dengan dokter saat anak sakit atau menunjukkan gejala yang tidak normal dan juga yang terpenting saat ini adalah hindari penggunaan obat tanpa resep dan pengetahuan memadai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun