Dulu, karena suatu hal, saya pernah menjalin suatu hubungan yang pada akhirnya kandas sejak dipisahkan oleh jarak yang membentang antara kami sejauh 600 kilometer ke arah Sumatera Utara menurut Google Maps.
Saat memutuskan untuk berpisah, kami masih mempunyai perasaan yang sama persis ketika sebelum LDR. Tapi, kami tidak punya lagi alasan untuk mempertahankan suatu hubungan jarak jauh. Atau dapat diartikan bahwa kami tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas semenjak LDRan.Â
Keadaan itu memang tak pernah berpihak pada kami sampai hari ini. Long Distance Relationship (LDR) yang terjadi saat itu sebenarnya hanyalah alasan yang mengatakan bahwa saya belum berjodoh bahkan mungkin bukan berjodoh dengannya.Â
Loh kok tahu? Lha, saat ini dia sudah hidup bahagia dengan pasangannya. Semoga selalu bahagia ya kamu yang di sana.Â
Dan sekarang, 9 tahun setelah saya tak mampu bertahan karena Long Distance Relationship, saya kembali membangun hubungan LDR dengan orang yang berbeda. Â
Ya, LDR kali ini telah membuat saya memilih untuk menjadi kutub utara dan orang itu memilih untuk menjadi kutub selatan sehingga kami akan bersifat tarik-menarik dan bersatu. Semoga selalu begitu.Â
Bukan berati dapat dikatakan berjodoh, tapi setidaknya sebagai manusia kita berusaha maksimal, Allah lah yang berkehendak. Berharap jarak tak akan membebani kami dan justru menyatukan kami suatu hari nanti.Â
Hari demi hari berlalu tidak selalu mulus. Perdebatan kecil, salah paham, dan sulitnya waktu bersama ketika terlanjur terbentang jarak antara Lampung-Jakarta karena pekerjaan justru mempererat dan memperkuat hubungan kami dari waktu ke waktu.Â
Berikut ini sebagian kecil tips dan trik menjalani Long Distance Relationship dari saya, perlu diingat bahwa setiap pasangan memiliki cara yang berbeda untuk mempertahankan hubungannya ketika menjalani LDR guys.Â
1. Menghargai dan membangun rasa saling percaya
Rasa curiga kepada pasangan kerap muncul di kepala dan itu adalah hal yang sangat lazim terjadi pada pasangan LDR. Kekhawatiran soal hubungan, ketakutan adanya orang ketiga, serta sifat menebak-nebak akan rentan terhadap perselisihan.Â