Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahlah, Ayo Move On dari Kantong Plastik!

8 Juli 2020   22:20 Diperbarui: 8 Juli 2020   22:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto bersumber dari kompas.com)

Ngomong-ngomong soal peresmian peraturan mengenai pelarangan penggunaan kantong plastik per 1 Juli 2020 oleh pemprov DKI Jakarta, secara pribadi aku baru tahu adanya peraturan tersebut 4 hari yang lalu berkat berbelanja ke salah satu supermarket di Jakarta Pusat. 

Saat itu dengan rasa kepedean yang tinggi, aku sibuk mengambil kebutuhan yang diperlukan selama satu bulan. Padahal saat masuk supermarket memang terlihat beberapa pengunjung sudah membawa kantong belanjaannya sendiri. Tapi nyatanya aku belum peka dan tidak berusaha berfikir lebih jauh.

Setelah mengambil barang-barang yang ingin ku beli, saat tiba di meja kasir kemudian aku ditanya "Mba, kantong belanjanya dibawa? Saat ini kami sudah tidak menyediakan kantong plastik mba". Wah aku sedikit kaget mendengarnya, karena aku tak membawa kantung apapun saat hendak berbelanja.  

Akan tetapi, pelayan supermarket tersebut memberiku saran agar membeli tas belanjaan yang disediakan di supermarket dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp. 4000 saja sudah bisa mendapatkan tas belanja yang cukup besar dan terbuat dari bahan kain yang cukup kuat serta bisa terus menerus digunakan. 

Dan yang paling penting bisa menampung semua barang belanjaanku hari itu, karena ga lucu kan ya kalau seandainya barang belanjaan bulanan tersebut harus kutenteng-tenteng perkara tidak membawa kantong belanja sendiri padahal sudah susah payah mengantri saat menuju ke kasir. Hiks 

Bukan aku saja yang mengalami hal serupa, ada beberapa orang yang berbaris di belakangku saat ingin melakukan penghitungan dan pembayaran juga tak siap dengan tas belanjaannya. Nyatanya, selama aku berada di supermarket tersebut tak ada konsumen yang terlihat komplain atas kebijakan supermarket yang mendukung peraturan pemerintah dengan tidak menyediakan kantong platik kepada para pembelinya. Mungkin saat ini sudah waktunya kita sadar berjamaah nih. 

Usut punya usut ternyata pemerintah telah menerapkan aturan larangan penggunaan kantong plastik, hanya saja memang Aku yang kurang update maklum lah berbelanja ke supermarket pun hanya sekali perbulan. 

Sebelum pemerintah menerapkan peraturan tak boleh lagi pakai kantong plastik, faktanya sudah ada peraturan kantong plastik berbayar bagi supermarket atau mall modern. Harganya berkisar Rp 200 per satu kantong plastik. Bayangkan saja kalau kita belanja 10 kali perbulan berarti harus menghabiskan kocek Rp. 2000 perbulan. Kalau pertahun berarti Rp 24.000. Tak perlu diragukan lagi, siswa SD pun tahu cara menghitungnya.

Ternyata dengan adanya peraturan mengenai kantong plastik berbayar tersebut, memberi dampak positif kepada lingkungan. Dikutip dari kompas.com pada tanggal 12 Juli 2019, kepala bidang Kebijakan dan Kepabeanan Cukai Kementerian Keuangan Nasrudi Joko Surjono mengatakan bahwa penerapan kantong plastik berbayar mampu mengurangi sampah secara signifikan yaitu 25 sampai 30 persen berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Oh ya kalau dipikir-pikir mungkin Rp. 24.000 adalah harga yang cukup terjangkau oleh sebagian besar orang, tetapi ternyata bukan ini loh masalah pokoknya. Permasalahannya adalah jumlah kantong plastik yang kita gunakan itu bakal berakhir jadi "volume sampah". Apabila dimisalkan perorang menggunakan kantong plastik sebanyak 10 sampai 15 buah per bulan, maka setiap orang akan menggunakan 240 sampai 360 kantong selama setahun. Jumlah ini kalau dikalikan dengan jumlah penduduk di Ibu Kota secara menyeluruh akan menghasilkan berapa banyak ? Amazing bukan ?

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2019 mencapai 11.063.324 jiwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun