Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Delapan Tahun Lalu di Bukit Kaba

24 Juni 2020   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2020   17:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakkan salah satu sisi Kaba Hill (sumber: indonesia-tourism.com)

Membuka cerita lama yang sudah terlanjur usang 

Delapan tahun bukan waktu yang cukup untuk melupakan tokoh yang berperan 

Kisah ini bukan pula kisah anak remaja yang asal-asalan. Alurnya pun tak bisa dibilang buat bosan 

Tak ada rasa lama yang masih tertinggal. Apalagi keputusan yang mesti dibuat sesal

Nyatanya, lima ratus kilometer adalah sebuah alasan untuk saling merelakan 

Dan tiga ratus enam puluh lima dikali delapan membuat cerita kita semakin lekang 

Meskipun ketinggian seribu sembilan ratus tiga puluh delapan mdpl pernah digapai

Esok, bukit kaba tak bisa jadi alasan untuk kita kembali bergandengan

Hanya bau belerang sudah cukup menyadari perasaan ini telah hilang 

Hanya perjalanan berbatu terjal nun mampu memberi ingatan tak terelakkan

Esok, bukit kaba jadi cerita untuk kamu yang tak lagi berkesempatan menjadi kita

Sepertinya semesta juga tak meng"iya"kan nostalgia 

Kota harapan, Juni 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun