Oleh: Ade Imam Julipar
23-09-18
Disetiap pembicaraan awal dengan siswa AutoCAD baru, saya  selalu deskripsikan bahwa apa yang akan dipelajari orientasi materi ajarnya ke dunia kerja. Artinya, apa yang dipelajari itu untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Bukan hanya praktek tanpa arah tujuan, apalagi hanya sebatas teori.
Jika siswa kebetulan memiliki latar belakang teknik mesin, maka yang akan dipelajari adalah menggunakan autocad untuk menggambar dan mendesain spare part mesin, asembling mesin, dan semua yang berhubungan dengan mesin. Jadi, ketika dia masuk dunia kerja, keahlian autocadnya bisa langsung dipakai. Matching dengan dunia industri.
Atau jika siswa kebetulan bergerak di bidang arsitektur, maka materi ajarnya adalah bagaimana membuat denah, tampak , potongan, Â dan detail menggunakan autocad.
Inilah yang saya sebut dengan belajar secara kontekstual. Belajar tanpa tercerabut dari dunia nyata. Dunia dimana kita akan mengaplikasikan autocad yang sudah dipelajari yaitu: dunia kerja.
Metode belajar kontekstual sangat tepat diterapkan. Untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin menuntut kemampuan kita pada bidang yang kita geluti sehari-hari. Apapun itu bidangnya.
Jika saja sistem pendidikan yang ada di Indonesia menerapkan metode kontekstual ini secara maksimal, mungkin kita tidak akan mendapati lagi lulusan dari perguruan tinggi yang tidak siap pakai. Karena mereka sudah memiliki ilmu dan keahlian yang bisa diaplikasikan ketika mereka memasuki dunia kerja.
Dan tidak sedikit juga siswa AutoCAD saya yang sedang kuliah. Bahkan banyak juga yang sudah sarjana, mereka mengambil kursus AutoCAD. Dengan ilmu yang didapat di bangku kuliah serta  keahlian AutoCAD yang didapat dari kursus,  menjadi nilai plus.  Bargaining postion di tempat kerja semakin kuat.  Sehingga rasa percaya diri pun melekat, baik ketika wawancara maupun test. Itulah sinergi dari hasil belajar secara kontekstual  dengan teori yang didapat di bangku sekolah. Kesiapan terjun ke dunia kerja akhirnya tercipta.Â
Salam Dari  Benteng Betawi