Itu cerita dulu. Cerita waktu saya masih bandel-bandelnya. Dari pengalaman itu, saya bisa ikut meng-amin-kan apa yang orang pernah katakan bahwa: perut tidak bisa menunggu. Ya, perut tidak bisa menunggu. Jangan main-main dengan urusan perut. Buktinya saya bisa melakukan hal seperti itu. Atau itu karena kebandelan saya. Entahlah. Yang pasti seperti itu kejadiannya.
Banyak kejahatan-kejahatan yang terjadi akibat persoalan perut. Bahkan revolusi-revolusi dunia pun banyak yang dipicu oleh persoalan perut. Persoalan dimana kaum tertindas yang kelaparan kemudian menuntut haknya untuk mendapatkan makan.
Pada tulisan saya yang berjudul: Jenjang kebutuhan hal ini pernah saya bahas juga. Jadi, orang tak akan berpikir hal-hal  lain sebelum perutnya terisi. Dan orang akan bisa berbuat apa saja demi mengisi kantong perutnya.
Jangan main-main dengan urusan perut. Karena perut tidak bisa menunggu. Kita bisa buka-buka lagi lembar sejarah dunia, banyak raja-raja yang jatuh, pemerintah berganti akibat: perut rakyat tidak bisa menunggu. Dan bukankah kita tahu juga bahwa penghisapan manusia atas manusia lainnya juga berasal dari urusan perut? Yang satu: perutnya di laparkan. Dan yang lain: perutnya dikenyangkan.
Salam Dari Benteng Betawi