Kali pertama mengenal filsafat lewat Alam Pikiran Yunani-nya Mohammad Hatta. Dua puluh tahun-an yang lalu. Dari buku itu saya berkenalan dengan filsuf-filsuf alam seperti: Thales, Anaximenes, Anaximandres, dan yang lainnya. Juga filsuf-filsuf Yunani klasik seperti: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Dan masih banyak lagi filsuf-filsuf lainnya yang dibahas.
Buku itu ditulis ketika Hatta diasingkan ke Bandara Neira oleh Belanda. Dan itu sebagai pengisi waktu luang selama di pengasingan. Hatta membawa berpeti-peti buku ketika diasingkan. Jadi, untuk masalah kepustakaan Alam PIkiran Yunani, sepertinya jauh lebih dari cukup. Konon katanya buku itu juga dijadikan mas kawin oleh Hatta ketika menikah dengan Rahmi Rachim.
Saya mendapatkan buku itu lewat titip beli dari seorang kawan yang tinggal di Jakarta. Â Dan kebetulan kawan saya itu juga mentor filsafat saya. Bacaannya luar biasa. Banyak buku-buku koleksinya yang "nyeleneh" bagi pemikiran umum ketika itu. Saya sangat beruntung bisa numpang baca buku-bukunya. Hampir semua koleksi bukunya sudah saya bacai semua. Terutama seputar tema Humaniora: Sejarah, politik, filsafat, psikologi, sastra, dll.
Saya banyak mendapat pencerahan dari dia tentang segala dan semua konsep-konsep dari buku yang saya baca. Yang tadinya samar dan gelap akhirnya sedikit demi sedikit mengisi ruang pemahaman saya. Dan itu kemudian membentuk cara berpikir saya.
"Semua ilmu pengetahuan berinduk semang dari filsafat," demikian kata dia pada satu kesempatan ngobrol di suatu sore yang basah.
Ya, filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan. Dari filsafat lahirlah semua ilmu pengetahuan. Jika digambarkan akan seperti rangkaian skema MLM (Multi level Marketing). Atau mungkin seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang.Â
Kita runut saja seperti berikut ini. Filsafat melahirkan ilmu alam dan ilmu sosial. Kemudian kita ambil satu kaki saja: ilmu alam. Dari ilmu alam diturunkan: fisika, biologi, kimia, dll. Dari fisika diturunkan lagi beberapa cabang, diantaranya: Mekanika. Â Mekanika dicabang lagi menjadi mekanika statis dan mekanika dinamis. Dan Ketika dicabang-cabang lagi sampailah ke sebuah software desain yang bernama: AutoCAD!
Dengan filsafat kita bisa menukik lebih dalam ke semua ilmu pengetahuan yang ada. Jadi, penguasaan dan pemahaman akan ilmu itu tidak hanya di permukaan. Tetapi sebuah pemahaman yang sampai ke akar-akarnya. Dan itu merupakan sebuah ciri dari berpikir filsafati: berpikir menyeluruh dan sampai ke akar-akarnya.
Memang tepat jika dikatakan bahwa filsafat merasuk ke semua ilmu pengetahuan. Tidak ada satu pun ilmu pengetahuan yang bukan berasal dari filsafat.
Filsafat adalah pembuka jalan bagi semua ilmu pengetahuan. Dan ketika jalan sudah terbuka, maka tugas ilmu pengetahuanlah yang meneruskannya. Â Kemudian Seorang ilmuwan menggali terus ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya. Sampai ia benar-benar menjadi ahli. Dan si Ilmuwan tersebut bisa dikatakan bahwa dia sudah menemukan filosofi ilmu yang dipelajarinya.
Bahkan gelar tertinggi akademik di Amerika sana pun memakai sebutan Doctor of Philosophy yang populer disingkat PhD atau Ph.D. Jadi, seseorang memiliki gelar Ph.D., berarti orang tersebut sudah menemukan filosofi keilmuannya. Istilah filsafat pada gelar akademik ini tidak bermakna doktor di bidang keilmuan filsafat, melainkan sebagai gelar penghormatan dalam tingkat kebijaksanaan  pada suatu bidang keilmuan
Ya, filsafat adalah tempat bermula dan akhir dari perjalanan keilmuan seseorang.
Salam Dari Benteng Betawi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H