Tadi siang saya baru saja membelikan gitar baru buat anak saya. Gitar itu saya beli di tukang fotokopi. Bukan di toko khusus yang menjual alat musik. Memang dibeberapa tukang fotokopi di Tangerang ada dijual alat-alat musik seperti : Harmonika, pianika, stik drum, senar gitar, dan juga gitar.
Mungkin beberapa diantara kita masih ingat masa-masa gitar baru. Masa dimana kita pertama kali punya gitar. Entah itu dibelikan bapak kita. Atau itu dibelikan paman kita yang baru pulang dari melaut. Masa gitar baru adalah  masa yang berkesan. Hampir setiap waktu, dimanapun dan kapan pun, kita selalu memainkannya. Walaupun accord gitar yang kita kuasai cuma tiga jurus. Accord: G, C, dan D.
Anak tongkrongan pasti mengalami ini semua. Rasanya hambar kalau nongkrong di depan gang tanpa gitar. Seperti ada sesuatu yang kurang. Nongkrong tanpa gitar paling cuma melihat orang yang lalu lalang saja. Tapi kalau ada gitar, sambil ngobrol dan melihat orang-orang disekeliling kita bisa nyanyi-nyanyi lagu Guns and roses. Sementara teman kita yang main gitarnya. Masa-masa nongkrong memang masa yang  indah. Gitar dan nongkrong memang tidak bisa dipisahkan.
Kata Gitar kali pertama diambil dari nama alat musik petik di daerah Persia sekitar tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam bentuk Gitar yang dikenal dengan nama umum tambur.
Pada tahun 300 SM Tambur persia dikembangkan oleh bangsa yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi.
Pada tahun 476M alat musik ini dibawah oleh orang Romawi ke Spanyol dan berubah menjadi Guitarra Latina.
Tiga abad kemudian bangsa arab membawa seperti gitar gambus yang orang Arab menyebutnya al ud ke Spanyol.
Berdasarkan konstruksi al ud arab dan kedua model gitar dari romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musik sendiri yang diberi nama vihuela.
Vihuela ini terus berkembang menjadi berbagai macam gitar selama ber abad-abad hingga menjadi gitar klasik yang kita gunakan sampai saat ini.
Bicara gitar berarti bicara musik. Karena gitar adalah salah satu alat musik. Konon menurut orang-orang bijak musik adalah bahasa universal.Artinya dia mengatasi bahasa-bahasa yang ada. Tak peduli dia berkebangsaan Inggris, Amerika, Australia,Persia, Spanyol, Italia, atau Arab. Mereka semua bisa menikmati untaian nada yang dihasilkan musik.
Pada tulisan saya beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas tentang Phytagoras. Masih ingatkan? Nah, Phytagoras juga pernah membahas masalah musik. Musik berhubungan erat dengan matematika, bagaikan dua sisi dari satu mata uang yang sama. Karena alam semesta pun merupakan keseluruhan yang teratur; sesuatu yang harmonis seperti musik. Pythagoras mendapat sebutan sebagai "Peletak Dasar Musik Diatonis".
Kenapa saya memerlukan membeli gitar baru buat anak saya? Karena saya dulu sempat membaca salah satu karya Plato, dalam salah satu bagian tulisannya Plato menyatakan: Â bahwa Anak harus dibekali pendidikan musik, karena musik merupakan seni surgawi yang mampu menyentuh perasaan dan juga musik adalah pedoman karena syairnya dapat berisi pesan, perintah dan isyarat tertentu.
Pendidikan musik dikatakan berhasil jika mampu membentuk anak menjadi orang yang tahu mencintai keindahan. Musik mampu membuat suatu negara memiliki kekuatan yang besar serta kejayaan, sebaliknya musik juga mampu mendorong kejahatan dan meruntuhkan pemerintahan. Masyarakat yang bermoral rendah memandang musik hanya sebagai sarana hiburan dan alat bersenang-senang. Musik adalah karya seni yang baik dan tinggi nilai estetikanya.
Coba bayangkan, kejayaan suatu negara bisa tercipta lewat musik. Sungguh luar biasa pengaruh musik dalam kehidupan.
Akhirnya, pesan buat anak saya, selamat bercengkrama dengan gitar barumu. Semoga dengan bermusik perasaanmu lebih peka terhadap sesama.Bicara musik adalah bicara rasa. Dengan bermusik jiwamu akan terasah. Â Yang pada gilirannya akan ikut terlibat sebagai penyokong berbagai upaya dan tindakan untuk menjadikan manusia lebih manusia.
Salam Dari Benteng Betawi.