Seseorang pemarah tidak memiliki kontrol diri yang baik dari segi ucapan maupun perbuatan, bahkan ia cenderung berpikir negative sebagai pertahanan diri dengan bertindak tidak segan seperti menyakiti, menyiksa atau membunuh orang lain. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa gangguan kepribadian berupa marah yang ada pada diri seseorang sebenarnya berlawanan dan menyalahi fitrah asalnya. Kemarahan muncul akibat campur tangan setan. Untuk menghadapi kondisi yang seperti ini, wudhu dapat dijadikan sebagai terapi penyakit marah dan meningkatkan psikis manusia agar berzikir kepada Tuhan-nya, sebab dzikir dapat menyembuhkan penyakit batin. Air yang dibasuhkan pada bagian-bagian yang terbasuh wudhu dapat mendinginkan dan menghilangkan ketegangan urat syaraf.
Keputusan mengonsumsi minuman beralkohol hingga mabuk merupakan pilihan pribadi seseorang. Namun, sebelumnya ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan. Terutama pada organ tubuh yang mengolah zat tersebut.
Carlson, R. Neil. 2013. Fisiologi Perilaku Volume 11. Jakarta: Penerbit Erlangga
Pinel, John P.J. 2009. Biopsikologi Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mujib, Abdul. 2006. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Santrock, J. W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5, Jilid II, Erlangga: Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H