Mohon tunggu...
Ade Juniansyah
Ade Juniansyah Mohon Tunggu... -

Taruna Nusantara AURORA XXI Ketapang-Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perantauan Menuju Kampus Biru

22 Mei 2016   14:04 Diperbarui: 22 Mei 2016   14:09 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perantauan bagi anak kampung seperti saya merupakan langkah besar yang harus saya ambil dalam bagian hidup saya, apalagi menimbang sejak lahir tak pernah jauh dari kampung halaman membuat kaki saya bergetar melangkah menuju perantauan di pulau jawa. Bumi Borneo telah menjadi ibu kandung bagi saya sejak menghirup oksigen untuk pertama kali. tapi itu semua saya jalani untuk masa depan, untuk derajat keluarga, untuk pendidikan pribadi dan untuk hidup lebih baik lagi.

jauhnya perjalanan menuju jawa tengah saya lakukan untuk menempuh pendidikan di kota Magelang. itulah kali pertama saya tidak lagi dipapah oleh keluarga dalam berjalan, saya lakukan seluruhnya sendiri yang menjadi bagian saya. masuk di Sekolah terbaik di Indonesia. SMA Taruna Nusantara adalah kebanggaan jiwa yang saya rasakan kala itu. menjadi bagian dari masa depan bangsa itu yang diajarkan kepada kami, karena kampus biru ini dipersembahkan untuk bangsa dan negara.

Bukanlah proses pendidikan yang berat bagi perantau seperti saya, tapi jauh dari keluarga dan diharuskan untuk berpacu dengan persaingan antar siswa adalah hal yang sering kali membebani saya. Namun terbiasa seperti ini membuat jiwa saya menjadi kuat dan tegar. jauh dari orang tua bukanlah hal yang harus dipikirkan, meyakini bahwa kedua orang tua dan kakak kandung saya dalam keadaan sehat adalah jalan terbaik untuk menempuh perantauan. 

Pulang kerumah di kampung halaman setahun sekali mengajarkan saya bagaimana menghargai waktu bersama orang yang kita sayang, bahwa nyatanya waktu adalah hal yang tidak akan pernah terulang dan dapat kita beli dengan kekayaan, perantauan mengajarkan saya untuk merekam moment bersama keluarga dan teman lama dengan detail dan kuat untuk dikenang. ketika pulang hanya kebahagiaan yang harus saya tunjukkan kepada keluarga, bukan karena harus menutupi sesuatu hal, namun karena rasa cinta yang mendalam membuat saya sadar bahwa sekarang yang harus saya tunjukkan adalah kebahagiaan bersama keluarga.

Perasaan Jenuh dan terkekang adalah penyakit jiwa yang saya selalu coba obati setiap kali kambuh di tempat perantauan. terkadang rasa rindu kepada keluarga datang disaat proses pendidikan tersebut, namun doa dan ibadah adalah obat terampuh dalam menangkal rasa gundah dan perasaan terkekang tersebut. Otak dan Raga serta Jiwa saya dipaksa untuk sejalan bahwa ini adalah untuk masa depan sehingga seluruh sistem yang ada dalam tubuh saya harus mendukung untuk melawan kepada perasaan ini. tak dipungkiri juga terkadang perasaan jenuh dan gundah menang melawan obat tersebut. disaat itulah sejauh mana tekad akan bermain mengambil perannya. Tekad yang kuat akan membentuk pertahanan akan kemauan yang tinggi. 

Hari, bulan dan Tahun telah saya jalani selama masa pendidikan di SMA Taruna Nusantara, hingga tak lagi terasa saya telah tiba diujung waktu perjalanan tersebut. Di hari ketika saya dikembalikan kepada orang tua, perasaan yang timbul telah berevolusi menjelma menjadi perasaan sedih karena meninggalkan kampus biru itu. Perjalanan terakhir saya sebagai siswa saya lakukan melewati panjangnya boulevard menuju gerbang keluar, memulai hari sebagai alumni Taruna Nusantara. 

Kampus ini telah mengubah hidup saya, telah mengajarkan arti waktu secara benar, telah membentuk kepribadian saya seharusnya. Kampus ini telah menguatkan saya menjalani masa perantauan pertama kali, menyiapkan saya kepada tantangan pendidikan selanjutnya. Pada tahap sekarang saya sadar bahwa kekuatan seorang manusia ada pada tekadnya. kekuatan manusia terletak pada puas nya dia akan pencapaiannya. karena jika kita telah merasa puas, maka habislah. Di kampus biru ini saya tutup kisah, melepas diri dikala resah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun