Mohon tunggu...
Ade Hasbulah
Ade Hasbulah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di UIN MALANG

Follow me for more interesting content!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Modal Intelektual vs Diversifikasi Pendapatan: Temuan untuk Bank Indonesia

6 September 2024   16:20 Diperbarui: 6 September 2024   16:29 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar (Sumber : t4.ftcdn.net)

Modal Intelektual vs Diversifikasi Pendapatan: Temuan untuk Bank Indonesia 

Dalam dunia perbankan modern, peran modal intelektual semakin krusial dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Eko Wahyuningtias, Pristin Prima Sari, dan Ratih Kusumawardhani dalam *Jurnal Keuangan dan Perbankan* (2023) memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya modal intelektual dan diversifikasi pendapatan terhadap kinerja perbankan di Indonesia. Menariknya, penelitian ini mengungkapkan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja bank, namun diversifikasi pendapatan tidak selalu berfungsi sebagai faktor moderasi yang kuat, seperti yang diharapkan sebelumnya.

Dengan fokus pada 38 bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2015 hingga 2022, penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk menilai Return on Assets (ROA) sebagai indikator utama kinerja bank. Variabel modal intelektual diukur menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), yang mencakup tiga komponen utama: Value-Added Capital Employed (VACA), Value-Added Human Capital (VAHU), dan Value-Added Structural Capital (STVA). Menurut temuan penelitian, VACA dan VAHU berkontribusi positif terhadap kinerja, sementara STVA tidak menunjukkan dampak yang signifikan.

Hasil dari penelitian ini sangat relevan bagi industri perbankan, di mana penggunaan modal intelektual yang optimal dapat menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Namun, menarik untuk dicatat bahwa diversifikasi pendapatan---yang sering dianggap sebagai strategi pengelolaan risiko yang penting---tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan dalam konteks moderasi. Data ini memperlihatkan bagaimana bank perlu berhati-hati dalam menerapkan strategi diversifikasi pendapatan, karena terlalu banyak diversifikasi justru dapat meningkatkan risiko dan menurunkan stabilitas modal.

***

Modal intelektual telah menjadi aset tak berwujud yang sangat penting dalam ekonomi berbasis pengetahuan saat ini, terutama di sektor perbankan. Penelitian oleh Wahyuningtias et al. (2023) menggarisbawahi bahwa modal intelektual, khususnya VACA dan VAHU, memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja bank. VACA, yang mewakili modal fisik dan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan nilai tambah, memiliki dampak positif pada kinerja bank. Data menunjukkan bahwa setiap peningkatan VACA berkorelasi dengan peningkatan Return on Assets (ROA) yang lebih besar, menggambarkan betapa pentingnya manajemen sumber daya fisik dalam sektor perbankan. VAHU, yang menggambarkan kemampuan tenaga kerja untuk menciptakan nilai bagi perusahaan, juga terbukti signifikan. Dalam lingkungan perbankan yang sangat bergantung pada kualitas layanan dan inovasi, peran SDM yang kuat tidak dapat diabaikan.

Namun, komponen STVA yang mewakili modal struktural---yakni proses, sistem, dan infrastruktur---tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kinerja bank. Hal ini menunjukkan bahwa di sektor perbankan Indonesia, modal struktural mungkin tidak sefleksibel atau seefektif modal manusia dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Penemuan ini penting bagi manajemen bank yang mungkin terlalu berfokus pada peningkatan modal struktural, seperti teknologi dan sistem, tetapi mengabaikan peran penting dari modal manusia.

Sementara itu, moderasi diversifikasi pendapatan tidak menunjukkan hasil yang diharapkan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa diversifikasi pendapatan tidak memoderasi hubungan antara komponen modal intelektual dan kinerja perusahaan secara signifikan. Misalnya, variabel interaksi antara VAHU dan diversifikasi pendapatan (VAHU*HHI) menunjukkan nilai signifikansi 0.106, yang mengindikasikan bahwa pengaruh moderasi tersebut tidak kuat. Hal ini memberikan pandangan kritis terhadap tren perbankan yang sering kali mendorong diversifikasi pendapatan sebagai cara untuk mengurangi risiko. Penelitian ini justru menunjukkan bahwa terlalu banyak diversifikasi bisa mengurangi stabilitas modal dan meningkatkan risiko, sebuah temuan yang konsisten dengan penelitian sebelumnya di bidang ini.

Pada tahun 2023, sektor perbankan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menemukan keseimbangan yang tepat antara investasi dalam modal intelektual dan diversifikasi pendapatan. Dalam studi ini, hanya sekitar 38 bank dari total 47 bank yang terdaftar di BEI sejak 2015 hingga 2022 memenuhi kriteria sampel. Ini menunjukkan bahwa strategi pengelolaan modal intelektual dan diversifikasi yang berhasil masih jarang diimplementasikan secara efektif di banyak bank.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun