Mohon tunggu...
Ade Heryana
Ade Heryana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

email: ade.heryana24@gmail.com\r\n\r\nPraktisi Health Care Management,\r\nIndustrial Engineering & Management, \r\nmahasiswa S2 FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Perencanaan Strategis pada Pelayanan Kesehatan

4 Januari 2015   21:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:49 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama tahun 2014 beberapa kali saya mendengar dan melihat bermunculan layanan kesehatan swasta baru, namun juga terdapat pelayanan kesehatan swasta (terutama klinik dan laboratorium klinik) ditutup karena tidak mampu bersaing dalam industri ini. Hal yang umum terjadi adalah ketidakmampuan manajemen mengelola organisasi pelayanan kesehatan menjadi organisasi yang profit. Memang menurut survey frost and sullivan, belanja kesehatan di Indonesia terus meningkat, dan pada tahun 2018 diperkirakan sekitar US$60,6 milyar. Investor luar baik itu dari Asia, Eropa dan Amerika berlomba-lomba menanamkan modalnya di Indonesia. Namun modal yang begitu besar ditanam pada industri ini akan menguap begitu saja bila tidak direncanakan dan dikelola dengan baik. Hulu dari kebangkrutan beberapa pelayanan kesehatan adalah tidak adanya perencanaan strategis. Ada pula yang membuat perencanaan strategis namun tidak tepat sasaran dan implementasinya tidak sesuai dengan tujuan organisasi.

Perencanaan strategis atau strategic planning merupakan salah satu tugas utama administrator pelayanan kesehatan (health care administrator). Cynthia Haddock et al (2002) menyatakan setidaknya ada tiga tugas utama health care administrator yakni

1.Bertanggung jawab terhadap aspek bisnis dan keuangan dari rumah sakit, klinik dan organisasi pelayanan kesehatan, sehingga seorang administrator pelayanan kesehatan berusaha meningkatkan efisiensi dan menjaga stabilitas keuangan, menggunakan fungsi manajemen SDM, manajemen keuangan, akuntansi biaya, pengumpulan dan pengolahan data, perencanaan strategis, pemasaran, dan fungsi pemeliharaan organisasi lainnya

2.Bertanggung jawab menciptakan kepedulian terhadap orang-orang sekitar organisasi pelayanan kesehatan, dan

3.Bertanggung jawab memelihara kebutuhan moral dan sosial organisasi, melayani dan memberi masukan kepada pasien, menjadi penengah saat terjadi pertentangan nilai, dan menjadi mediator di antara kelompok profesional dalam organisasi

Beberapa isu penting dan mejadi perhatian bagi perencanaan strategis di pelayanan kesehatan yang dihimpun dari pengalaman penulis dan beberapa literatur adalah sebagai berikut

-Lingkungan dinamis industri pelayanan kesehatan pada tahun 2015 ke depan dan bertepatan dengan pemberlakuan MEA 2015 menuntut para administrator pelayanan kesehatan lebih peduli terhadap perencanaan strategis. Paradigma “sambil jalan” atau “sambil lalu” sebaiknya ditinggalkan. Setiap usulan proyek atau pekerjaan harus dibicarakan dan direncanakan dengan baik dari segala aspek, baik itu SDM, pendanaan, sarana, dan pedoman kerjanya.

-Perencanaan strategis sebaiknya melibatkan seluruh departemen dalam organisasi (bukan seluruh kayawan !). Perencanaan strategis bukan pekerjaan individual namun merupakan pekerjaan kolektif, untuk itu manajemen bisa membuat komite yang bertugas menyusun ini. Menurut Allen (1995), keterlibatan karyawan dalam membuat perencanaan strategis adalah satu keuntungan tersendiri bagi penerapan visi dan misi organisasi. Implikasi dari hal tersebut adalah pekerjaan membuat perencanaan strategis bukan pekerjaan sistem kebut semalam melainkan butuh pemikiran yang dalam dan waktu yang cukup.

-Dalam menyusun perencanaan strategis bukan hanya membuat program berdasarkan persepsi kita terhadap perubahan di masa depan, namun juga membuat program yang merupakan antisipasi dari perubahan yang akan terjadi. Artinya selalu ada plan A dan plan B. Menurut Greenwald (2010), perencanaan strategis yang efektif dalam organisasi pelayanan kesehatan bukan hanya membutuhkan persepsi akan perubahan tetapi juga antisipasi terhadap perubahan.

-Banyak sekali tools manajemen yang digunakan untuk merancang perencaaan strategis pelayanan kesehatan dan sebaiknya disesuaikan dengan fase organisasi. Karena itu perlu diidentifikasi terlebih dahulu posisi organisasi kita, apakah dalam fase awal, pertumbuhan, kematangan, atau penurunan. Salah satu alat yang sering dipakai untuk melakukan perencanaan strategis dalam pelayanan kesehatan adalah analisa SWOT yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan tantangan (threat) yang mempengaruhi bisnis atau proyek. SWOT bisa digunakan dalam segala jenis fase organisasi dan akan menetukan arah strategis pelayanan kesehatan.

[caption id="attachment_363087" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. Evolusi Manajemen Strategis"][/caption]

Sumber: Beckham (1993) dalam Swayne et al, 2006. Strategic Management of Health Care Organizations, Blackwell, Australia, hal. 11



-Perencanaan strategis harus terukur, terarah, dan mampu dilaksanakan. Sering terjadi sebuah perencaan akhirnya menjadi tumpukan kertas di lemari karena sifatnya yang abstrak (tidak terukur), melebar kemana-mana (tidak terarah), dan sulit dilaksanakan. Akhirnya organisasi pelayanan kesehatan beroperasi tanpa kendali dan tanpa arah.

-Perencanaan strategis termasuk salah satu topik pelatihan yang sering dilupakan atau tidak diberikan dalam pelatihan medis kepada tenaga kesehatan (dalam hal ini dokter). Padahal perencanaan strategis merupakan kemampuan teknis yang harus dimiliki pengelola pelayanan kesehatan, bersama dengan teknik mengelola keuangan, akuntansi, kebijakan publik, dan pemasaran (Greenwald, 2010). Peran dokter dalam pelayanan kesehatan sangat vital, bukan saja sebagai profesional medis akan tetapi sebagai profesional manajemen. Untuk itulah dokter sebaiknya sedikit banyak mengetahui aspek manajemen pelayanan kesehatan.

Suka tidak suka setiap pekerjaan, program, atau proyek harus direncanakan dengan baik. Dapat dikatakan dengan perencanaan yang baik maka 50% keberhasilan sudah di tangan, tinggal bagaimana kita mengimplementasikan dan komitmen dengan perencanaan yang sudah dibuat. Dengan tidak melakukan perencanaan, maka kita telah merencanakan kegagalan.

Swayne dan kolega (2006) menyajikan peta berfikir strategis dalam manajemen strategis pelayanan kesehatan, dimana perencanaan strategis merupakan bagian terpenting dari peta ini.

[caption id="attachment_363088" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 2. Manajemen Strategis Pelayanan Kesehatan"]

14203569031104246751
14203569031104246751
[/caption]

Sumber: Swayne et al, 2006. Strategic Management of Health Care Organizations,Blackwell, Australia, hal. 18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun