Mohon tunggu...
Ade fitno
Ade fitno Mohon Tunggu... profesional -

Pemalas yang suka berfikir, si santai yang suka bekerja, si cuek yang bersikap ramah, si kalem yang suka senyum , si apa adanya yang niat berubah, si pendiam yang suka bercanda, dan si idealis yang objectif.. itulah saya. Me

Selanjutnya

Tutup

Politik

Equilibrium

23 Juni 2014   22:36 Diperbarui: 13 Juni 2016   17:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403512507182801903

Saya Kata A lebih Tegas dari B, didasarkan sumber keilmuannya, lalu anggota B mengatakan Ketegasan B tidak di ukur dari emosi.

Saya Katakan A nasionalis, dengan steatment patriotiknya,  lalu si pendukung berteriak nasionalis itu bekerja tiada henti.

Pertanyaan yang kadang membuat saya ingin menyambung debat ini, adalah bahwa informasi yang kita terima dan kumpulkan mungkin tak lebih adalah hasutan, hujatan, sindrom kebencian yang di rangkai sebagai alat politik untuk memenangkan pihak yang diinginkan? ( ini bisa jadi kita berdua mengalaminya toh ) dan mungkin alasan yang membuat kau lebih yakin si B lebih dari si A bisa sama persis saat saya menyukai A dari pada si B. ( saya yakin kamu mengerti bahwa yang saya maksd adalah propagandamedia )

Saya harap kita setuju untuk 1 makna kesamaan tersebut sebelum mengartikan pilihan masing-masing yang disuka.

equilibrium adalah kalimat yang paling saya sukai saat fisika sebagai pelajaran menarik di sekolah dulu. yaa " keseimbangan " yang menjadikan saya menalarkan pikiran untuk urusan ketetapan hati. bukan karena praduga, bukan karena katanya, bukan karena tindakannya saja, bukan karena kata-kata indahnya. Tapi keseimbangan mengajarkan kita arif dan bijak dalam berfikir. menyimak dengan teliti mencari dengan bukti. itulah konsekuensi saat otak di perkerjakan untuk menilai hitam atau putih.

saat steatment saya berbunyi bagaimana kalo dua-duanya benar / salah atau yang satu kita anggap salah ini adalah benar? padahal kita tidak mendapatkan fakta yang jelas dari kedua belah pihak.

Itu adalah pertanyaan tantangan untuk otak berfikir lebih jernih, bahwa semua pilihan adalah tanggung jawab kita sendiri, ketertarikan adalah alasan logis yang harus kita jadikan pondasi, rasa suka adalah pilihan yang membuat kita berekspresi, sama hal nya saya mengekpresikan dalam bahasa marketing yang saya sukai. " jangan memilih pemimpin seperti memberi hp c***, bagus karena iklan, ternyata dalamnya tak berharga ".

Agar semua lebih mengerti mohon di pahami bahwa saya berbahasa marketing mengatakan bahwa saya menyukai si A dengan alasan saya menyadari isi kontektual dan substansi dari nalar yang di paparkan lebih membuat saya percaya dibanding nalar textual yang di paparkan si B. anda bisa jadi sama alasannya atau pun bisa berbeda.

saya tidak mengatakan semua pilihan saya benar mutlak, tapi sejauh saya menimbang dan belajar, membuat saya mengerti mana yang berisi dan mana yang kadang pantas untuk mengisi.

So kawan...berbeda boleh tapi berfikir itu harus.

CERDAS UNTUK PILIHAN 9 JUNI mendatang demi masa depan yang bukan kata orang, tapi kemauan dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun