Mohon tunggu...
Ade fitno
Ade fitno Mohon Tunggu... profesional -

Pemalas yang suka berfikir, si santai yang suka bekerja, si cuek yang bersikap ramah, si kalem yang suka senyum , si apa adanya yang niat berubah, si pendiam yang suka bercanda, dan si idealis yang objectif.. itulah saya. Me

Selanjutnya

Tutup

Politik

Equilibrium

23 Juni 2014   22:36 Diperbarui: 13 Juni 2016   17:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya tidak membencimu,

saya tidak marah padamu,

dan

saya tidaklah pula menjadikanmu lawan untuk urusan nalar.

ini semua adalah " puisi " politik yang mau tak mau harus kita dengarkan dan selalu akan di pertontonkan beberapa hari kedepan iyaa kann ... ayolahhh jujur kita bakal terus " berpuisi" ria kan.. heeeeehee.

---------------------------------------------------------------------------

Iyaa ini sebuah drama politik negeri kita indonesia, sepengal balasan notes untuk sahabat yang membenci hanya karena fanatisme berlebihan.

ya yaa..yang hampir semua teman sekalian yang aktif di forum ini juga pasti mengalaminya dimasa-masa iklim politik yang luar biasa. Debat Capres dan Cawapres menjadikan sahabat dekat menjadi lawan, sahabat karib ingin memaki, teman ingin bermusuh, bahkan saudara kandung ingin bungkam diam dalam emosi untuk pembelaan sang idola yang di ingini.

Saya pun mengalaminya, dalam beberapa update status PM membuat beberapa sahabat karib saya mengirimkan kata cacian, kata makian bahkan kata hinaan, yang jujur membuat saya sedikit ketawa geli. ( ketawa geli lohh bukan emosi :D )

Naluri fanatisme, telah membuang rasa demokrasi kebebasan berkekspresi di negeri ini. lucu - lucu sungguhlah lucu saat mencoba berdialog kekalahan nalar logis menjadikan sahabat karib malah lupa bahwa kami adalah sahabat pena yang dulu bercita-cita menjadi pemikir yang kritis berdasarkan data dan fakta. bukan pemikir yang harus kontra dalam setiap perang kata-kata.

Saya katakan A lebih baik Dari B, dengan sedikit pembelaan scientifiknya, lalu pendukung B mengatakan B telah menunjukkan yang tebaik untuk negeri ini dan A tidak jelas dan kelam dalam masa lalunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun