Mohon tunggu...
Ade Faulina
Ade Faulina Mohon Tunggu... lainnya -

Penyuka buku, musik,film dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Individu adalah Istimewa dan Berpotensi untuk Menjadi Luar Biasa!

17 April 2016   22:05 Diperbarui: 17 April 2016   22:23 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terkadang cara pandang terhadap diri sendiri kerap menjebak kita untuk menjadi "orang biasa" dalam kehidupan ini. Padahal kita tahu dan menyadari bahwa dalam setiap penciptaan makhluk hidup di bumi ini selalu memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Termasuk kita sebagai seorang manusia. Kita memang bukan makhluk yang sempurna. Namun kita bisa belajar dan berupaya untuk menjadikan diri kita sebagai makhluk yang berdaya. Makhluk yang tidak melihat kekurangan diri sebagai suatu penghambat untuk maju dan tidak menjadikan kelebihan yang dimiliki sebagai alasan untuk bersifat congkak dan menzalimi orang lain dengan tingkah laku kita. Baik melalui pemikiran, perkataan, perbuatan maupun hal-hal lain yang menyiratkan kita berada di atas orang lain. 

Banyak dari kita yang mungkin karena ketidaksengajaan ataupun perasaan minder terhadap diri sendiri menjadi menyepelekan potensi yang dimiliki. Tidak peduli sekecil apapun itu, jika kita dapat memanfaatkan potensi yang kita miliki maka tentunya kita bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Potensi yang dimaksudkan di sini bukan semata-mata potensi besar yang dapat membuat kita mudah menggapai impian ataupun hal-hal yang kita inginkan.  

Di tengah masyarakat yang cenderung invidualis saat ini penilaian terhadap potensi yang dimiliki oleh orang lain masih berkutat pada persoalan menghasilkan sesuatu atau membuat sesuatu yang bersifat fisik dan dilimpahi materi. Kita kerap melupakan bahwa potensi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Ada yang jago di bidang sains, namun lemah di bidang sosial atau sebaliknya. Ada orang yang bisa membangun apartemen sekian tingkat. Ada pula yang begitu hebat dalam mengumpulkan materi (uang) dari investasi terhadap benda atau sesuatu yang bernilai tinggi. Kita seharusnya jangan melupakan bahwa penggunaan potensi yang kita miliki tidak hanya sebatas itu. Dan kita tidak perlu berkecil hati jika kita tidak bisa menghasilkan sesuatu seperti orang lain. 

Kita seharusnya tidak hanya terkungkung pada persoalan menghasilkan atau tidak menghasilkan sesuatu. Tapi yang terpenting adalah apakah kita bisa "menjadikan" atau sejauhmana kita sudah memberikan sumbangsih melalui potensi yang kita miliki terhadap kehidupan ini. Seseorang yang memiliki IQ pas-pasan tetap akan dapat menjadi seseorang yang luar biasa dengan potensi lain yang ia miliki. Misal, ia memiliki pribadi yang ramah, mencintai kebersihan ataupun sangat menyayangi anak-anak.

IQ yang pas-pasan barangkali hanya menghambat keberuntungannya dalam bidang akademik. Tapi itu tidak menjadi penentu bahwa ia akan menjadi pribadi yang gagal di masa mendatang. Dengan kelebihan atau potensi lain yang dimiliki ia mungkin saja menjadi seorang duta ataupun teladan di lingkungan tempat ia tinggal. Bukankah sesuatu yang langka kita temui saat ini seseorang yang bisa bersikap ramah dalam menghadapi berbagai tipe manusia. Seseorang yang menyukai kebersihan dan membudayakannya kepada orang lain. Ataupun dapat membagi kasih sayang yang ia berikan kepada anak-anak yang ditelantarkan oleh orang tua maupun keluarganya. Maka tidak menutup kemungkinan pekerjaan atau predikat lain akan menjadikannya sebagai orang hebat yang menginspirasi. 

"Setiap potensi memiliki tempat. Setiap keberhasilan patut dihargai apapun bentuknya itu." Potensi yang kita miliki dapat membawa kita kepada jalan kebaikan ataupun keburukan. Semuanya tergantung dari bagaimana cara kita mengoptimalkan apa yang kita punya. Ia tidak mesti berbentuk sesuatu yang konkret, seperti kemampuan menggambar yang dimiliki seorang pelukis, seorang penyanyi yang memiliki suara bagus ataupun seorang pemahat yang menghasilkan sebuah patung. Lihatlah potensi sebagai semua hal yang berasal dari diri kita, baik ia berbentuk maupun tidak. Potensi terkadang menjelma dalam cara pandang kita dalam menghadapi sesuatu, kemampuan untuk bertahan dalam situasi sulit, pengendalian diri dalam menyikapi setiap perubahan yang terjadi di sekitar kita. 

Kita jangan sampai melupakan bahwa sifat dasar yang dimiliki seorang manusia juga merupakan potensi yang tak kalah berharga yang mampu menjadikan kita sosok yang luar biasa. Luar biasa dalam arti tidak harus mencatatkan nama kita di Guiness Book of World Record, memiliki jabatan tertentu, ataupun terkenal di seantero dunia. Tapi yang terpenting adalah apakah kehadiran kita sudah menjadi sesuatu yang berarti bagi orang lain, pemikiran kita terhadap sesuatu membawa cahaya dalam tiap kesulitan yang dihadapi orang lain dan sikap kita selalu menjadi tempat berkaca yang jernih dalam menjalani hari-hari yang selalu berputar seperti roda ini. 

Bila kita sudah "merasa" menjadi "individu yang luar biasa", maka itu merupakan sebuah pencapaian yang patut kita apresiasi. Bukan dalam rangka menjadi makhluk yang sombong. Namun hal itu hendaknya semakin meyakinkan kita bahwa segala gerak kehidupan ini tidak ada yang sia-sia. Dalam setiap penciptaan selalu ada maksud, ada tujuan yang perlu kita cari dan upayakan. Jangan berpasrah pada nasib, jangan takluk pada kegagalan dan jangan takut pada misteri. Kehidupan ini diciptakan agar kita mampu berdiri dengan kepala tegak, menjadi insan yang kuat dan tidak melupakan bahwa di dalam diri yang hanya bagai butiran debu ini ada jiwa lain ataupun hal istimewa yang menunggu untuk kita munculkan.

Tidak peduli apakah kita laki-laki atau perempuan, memiliki latar belakang yang berbeda dengan orang lain, berada dalam kondisi tidak menentu, bukan orang yang kaya secara materi ataupun tidak memiliki kepintaran seperti orang lain. Itu semua tidak akan menghambat kita dalam meraih apa yang kita inginkan ataupun tidak menjadi batu sandungan bagi kita selama ada kemauan dan niat baik yang terselip di dada untuk mensinergikan segala potensi yang kita miliki. Maka yang terpenting adalah lakukan saja apa yang kita bisa sesuai dengan tujuan yang hendak kita capai. Potensi sesungguhnya merupakan jalan yang bisa mengantarkan kita ke pintu mana saja. Dan pada akhirnya semoga dalam segala keriuhan kehidupan di dunia ini kita tidak lagi tersandera dengan cara pandang orang lain terhadap kita. (Padang, 16/4/2016)

 

*Catatan untuk diri sendiri ^_^ 

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun