Mohon tunggu...
Ade Faulina
Ade Faulina Mohon Tunggu... lainnya -

Penyuka buku, musik,film dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Workshop Cerpen Kompas 2015: Jangan Takut untuk Menulis!

14 Mei 2015   19:38 Diperbarui: 24 Oktober 2015   20:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="attachment_417717" align="aligncenter" width="560" caption="KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Peserta Workshop Cerpen Kompas mencari bahan tulisan di Pasar Tradisional Padang Panjang, Senin (11/5). Semangat para peserta workshop ini ibarat nyala api yang bakal memberi terang pada masa depan dunia sastra. (KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ)"][/caption]

Workshop Cerpen Kompas 2015 meninggalkan banyak kesan bagi saya. Setelah lama tidak mengikuti diklat kepenulisan, beberapa hari yang lalu kesempatan itu datang lagi. Berbeda dengan diklat yang saya ikuti sebelumnya, Diklat Haluan Media Grup dan LPM Suara Kampus (sewaktu kuliah) yang sama-sama bergerak di bidang jurnalistik, pelatihan yang saya ikuti kali ini lebih spesifik, yaitu workshop yang bertujuan untuk melatih cara menulis cerita pendek (cerpen).

Awalnya saya mengetahui informasi tentang Workshop Cerpen Kompas 2015 dari akun Twitter Putu Fajar Arcana yang merupakan redaktur seni dan budaya Harian Kompas. Maka dengan segenap upaya saya pun mengirimkan cerpen dan biodata sebagaimana yang disyaratkan. Hati saya dag dig dug menjelang pengumuman nama-nama yang lulus seleksi untuk wilayah Sumatera. Workshop Cerpen Kompas tahun ini diadakan di lima kota, yaitu Jakarta, Bandung, Denpasar, Makassar, dan Padang Panjang. Untuk wilayah Sumatera akan bertempat di Padang Panjang.

Tanggal 27 April akhirnya pengumuman itu datang juga. Alhamdulillah, betapa leganya hati ini ketika nama saya masuk dalam 30 peserta yang akan mengikuti Workshop Cerpen Kompas 2015 yang diadakan dalam rangka ulang tahun Harian Kompas yang ke-50 tersebut. Konfirmasi dan persiapan untuk mengikuti acara pun dilakukan. Meskipun hanya sehari, saya bertekad untuk memaksimalkan kesempatan yang ada.

Hari itu pun tiba, Senin 11 Mei 2015 saya pun berangkat menuju tempat acara di Wisma Pangeran, Padang Panjang. Tepat pada pukul 08.00 WIB acara pun dimulai. Setelah kata sambutan dari Putu Fajar Arcana, dua orang narasumber yang merupakan cerpenis nasional, yaitu Yanusa Nugroho dan Gus Tf Sakai memberikan materi seputar bagaimana menulis cerpen. Berikut intisari dari penyajian materi yang disampaikan secara bergantian oleh kedua orang narasumber tersebut.

 

1431606904115651280
1431606904115651280

 

 

14316066012094555694
14316066012094555694

 

Menemukan Ide

Cerita pendek (cerpen) merupakan tulisan yang fokus pada satu cerita atau hal saja. Cerpen selalu beranjak dari pengalaman atau apa yang dialami oleh manusia. Dalam kehidupannya tidak ada manusia yang tidak membutuhkan cerita. Karena pada dasarnya manusia adalah cerita itu sendiri. Segala pengalaman atau yang terjadi pada manusia yang ditangkap oleh indera dapat dijadikan sebagai sebuah cerita.

Lalu bagaimana cara menemukan ide untuk dijadikan sebuah cerpen? Kita dapat memulainya dengan menuliskan setiap apa yang terjadi pada kita layaknya menulis sebuah diary. Lalu, banyaklah membaca buku. Selain menambah pengetahuan, tidak jarag apa yang ada di dalam buku dapat menginspirasi kita untuk menulis sesuatu. Bacalah buku apa saja agar wawasan berkembang dan ide dapat bermunculan.

Selanjutnya belajarlah untuk mendeskripsikan sesuatu dengan sedetail mungkin dengan menggunakan indera pendengaran. Kenapa indera pendengaran? Karena kita sudah terlalu sering menggunakan indera mata untuk melihat atau mendeskripsikan sesuatu. Maka kita perlu belajar untuk mengaktifkan indera kita yang lainnya.

Indera pendengaran merupakan salah satu indera yang sensitif. Dengarkanlah sesuatu dengan seksama. Karena itu akan mengajarkan kita untuk peka. Lalu rasakan dan masukan apa yang telah kita dengar ke dalam hati. Contoh: bunyi pohon yang ditebang, bunyi bayi yang mrengek, bahkan kita bisa mendengarkan bagaimana di dalam keheningan juga terdapat nada. Hal ini bisa kita lakukan jika kita melatih indera pendengaran kita secara terus-menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun