Gerakan Sporadis di Cloud sebagai Sarana Komunikasi dan Jejak Digital

 Sejak memulai pendaftaran , akun di e-mail pertama kali, saat itu Yahoo Mail pada tahun 2004an secara sporadis saya mengikuti berbagai halaman sosial media gratisan sebagai sarana berkomunikasi dengan siswa, orang tua siswa, rekan sejawat guru serta para Alumni.

Jejak digital itu pun beberapa telah menjadi limbah yang tak terpakai, karena pihak penyedianya menghentikan layanan mereka. Teringat pada akun panoramio yg menjadi alat saya untuk place mark di Google earth, layanan akun path serta friendster yang hilang tak terdeteksi. Peristiwa ini bersamaan pula dengan pemberhentian layanan gratis flash yang biasa saya gunakan untuk menjalankan media animasi yang saya dapatkan dari berbagai training dan workshop.

Pernah juga menjadi barisan dari pengikut pertama aplikasi sosmed lokalan, buatan siswa SMP Indonesia yang menyerupai Facebook, yakni Salam Sapa.com yang hanya seumur jagung, karena kurangnya dukungan.

Semua dilakukan dalam rangka membekali diri sebagai mediator pendidikan sekolah menengah yang secara otomatis harus siap melakukan komunikasi intensif dengan para belia milenia.

Alhamdulillaah, walau tidak optimal. tapi minimal beberapa fasilitas gratisan tersebut masih bisa bermanfaat digunakan dalam proses belajar-mengajar seperi halnya blog ini dan YouTube channel, Facebook, Instagram slides harese, LinkedIn serta yang terbaru saya buat, yakni Tiltok. Belum termasuk akun Google map, Google +, Google talk, Google photo serta chatt mail Yahoo dll.

"Jejak digital" yang bernuansa pendidikan lah, tentunya yang saya harapkan tetap bertahan di "cloud" dan setidaknya menjadi konstribusi kecil perjalanan jelajah seorang guru di dunia maya. 

Adapun untuk hal yang bersifat reportase atau pun paparan tekstual sata lebih memmilih blog saya di kompasiana dan blog gurusianan saya https://adefathurahman.gurusiana.id dan blog saya www.adefathurahman.blogspot.com dan https://geosmansakotasukabumi.blogspot.com/?m=1