Mengurai lebih luas,ternyata nyaris banyak juga istilah-istilah yang menjadi glosarium pada setiap MateriPembelajaran Geografi. Istilah-istilah yang diupayakan harus menjadi istilah yang familiar ditelinga maupun di verbal siswa. Maka dalam satu kesempatan saya pernah menulis hal tersebut di Media online yang telah menjadi mitra  saya, beritadisdik.com dengan Judul : "Penyederhanaan istilah-istilah pada Pembelajaran Geografi SMA. Upaya Mempersembahkan Pembelajaran Kontekstual".
Kedudukan Ilmu Pengetahuan/ sains (berasal dari kata science dalam Bahasa inggris atau logos dalam Bahasa Latin merupakan bagian dari semesta Pengetahuan (Knowledge dalam Bahasa Inggris) yang didapatkan atas dasar pengalaman empirik yang didapatkan melalui prosedur serta terverifikasi secara ilmiah.
Cukup menjelimet memang, bila hal ini disampaikan pada siswa/I setingkap sekolah menengah, mengingat ada beberapa istilah yag seharusnya mereka kuasai dengan baik.
Untuk menyederhanakan penyampaian pemahaman akan istilah-istilah tersebut, biasanya kita menggunakan definisi operasional yang sesingkat mungkin. Saya secara pribadi biasanya menggunakan kata-kata kunci.
Dalam pembelajaran Geografi di SMA, termasuk Sebagian besar masih terdapat kurikulum yang baru, siswaa diperkenalkan pada istilah-istilah khas yang terdapat tidak hanya pada definisi, melainkan juga tentang prinsip-prinsip, pendekatan-pendekatan, ruang lingkup, aspek serta konsep-konsep Geografi.Berkenaan dengan hal tersebut, maka kita sebagai mediator pembelajaran Geografi ditantang untuk menyederhanakan pengertian istilah-istilah tersebut dalam pengertian yang operasional. Hal yang perlu dilakukan, karena pengenalan atas istilah-istilah itu disampaikan pada Kelas 10. Kelas pertama menuju pada pembelajaran transisis dari pembelajaran yang ddominasi paedagogis menuju pembelajaran yang lebih andragogis.
Mungkin saja, karena berbagai latara belakang literasi yang dibaca kita, maka sangat memungkinkan masing-masing dari kita menyampaikannya dengan kata-kata kunci yang berbeda. Sebagai contoh, jika saya lebih memberikan pengertian prinsip sebagai dasar atau konstruksi berpikir yang khas, paradigma sebagai pendekatan. Yang secara lebih rinsinya sebagai tipikal metodologi berpikir. Pengertian konsep untuk tahapan berpikir siswa SMA, biasanya sya mengartikanya sebagai sesuatu yang kita pikirkan. Pada uraian selanjutnya, sepertinya kita harus berupaya menghindari pembiasan makna, misalnya menjelaskan perbedaan pengertian antara prinsip dan persepsi, misalnya. Pada pengertian ruang lingkup dan aspek, kemungkinan besar kita dengan sangat mudah menjelaskannya melalui visualisasi yang dipakai pada rumus himpunan dalam matematika.
Dari paparan diatas, jelas sekali bahwa mengajak siswa untuk sampai pada pemahaman-pemahaman kontekstual dari istilah-istilah yang terdapat dalam pemebelajaran Geografi memerlukan kemampuan kita sebagai mediator pendidkan. Kemampuan kita untuk melakukan penyederhanaan pemahaman atas istilah-istilah yang masih bersifat abstrak menjadi pemahaman-pemahaman yang lebih kontekstual dan mudah dioperasionalkan dalam proses-proses pembelajaran pada bab- bab selanjutnya.
Tentu saja, paparan diatas rawan kritik dan pelurusan dari berbagai pihak, terutama sesama guru yang berfungsi sebagai mediator Pendidikan pada Mata Pelajaran Geografi, khususnya dijenjang SMA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H