TVRI... Serpihan Sejarah Segudang Ilmu
Mungkin salah satu siaran tv yang kurang mendapat perhatian orang Indonesia sekarang adalah TVRI. Padahal kita tahu Televisi pertama di Indonesia adalah TVRI. Ya mungkin faktornya adalah banyaknya acara yang dikemas kurang menarik dan cenderung kaku. Tapi jika kita perhatikan lebih serius alasan mengapa acaranya cenderung kaku adalah karena TVRI merupakan satu satunya televisi negeri milik negara yang dimana didalamnya harus memuat konten edukasi. Makanya kalau kita tonton acaranya lebih banyak yang bersifat edukasi. Jadi menurut saya justru ini lah yang membedakan TVRI dengan stasiun televisi lainnya, dan justru ini adalah salah satu point plus dari TVRI.
Dan mengapa saya memberi judul seperti diatas adalah karena beberapa waktu yang lalu saya melakukan kunjungan belajar ke TVRI. Yang saya maksud TVRI “Segudang Ilmu” adalah karena system maupun alat – alat yang di TVRI ini pada umumnya masih bersifat analog. Kita semua tahu bahwa mengoprasikan system analog itu jauh lebih rumit dibanding dengan teklonogi digital yang sekarang ini kita rasakan. Bahkan ada salah satu kamera profesional standar broadcast yang hanya dimiliki oleh TVRI dan televisi lain tidak miliki. Memang lagi – lagi alat tersebut harus dioprasikan secara analog. Mungin itu salah satu faktor mengapa stasiun televisi lain tidak lagi menggunakan alat tersebut, tapi bagi saya yang niatnya ingin belajar menggunakan alat tersebut sangat lah bermanfaat, paling tidak saya tahu bagaimana mengoprasikan kamera tersebut. Ilmu pun bertambah.
Memang di TVRI ini karyawannya lebih banyak yang sudah usia lanjut, tapi justru disitu lah kita bisa mendapat ilmu yang lebih banyak, karena orang – orang tersebut memang orang – orang yang sudah sangat ahli pada bidangnya masing – masing. Bermodalkan pengalaman.
Kita tahu bahwa sekarang ini sudah memasuki era televisi digital, dan dimana semua sytem sudah di komputerisasi dan kerja pun bisa lebih efisien. TVRI pun yang kita kenal dengan system analognya sekarang ini sudah mulai mengikuti perkembangan digital tersebut. Salah satu buktinya adalah dengan adanya satu ruangan yang disebut “Ruang Digital”. Dimana ruangan ini berisi alat – alat pada umumnya, dan kenapa disebut ruang digital adalah karena ruangan ini hanya untuk play back video digital yang akan disiarkan. Berbeda dengan ruang digital pada stasiun TV yang lain yang mungkin sudah digunakan sebagai produksi syuting tapi di TVRI ruang digital tersebut masih hanya sebatas untuk Play Back saja. Kembali lagi karena TVRI memegang teguh akan system analognya. Itu adalah satu point plus lagi yang tidak dimiliki oleh stasiun TV lain.
Untuk itu kunjungan belajar tersebut bagi saya sangat menambah ilmu pengetahuan saya di bidang broadcast. Sehingga saya menyebut TVRI adalah stasiun televisi dengan “Serpihan Sejarah Segudang Ilmu”
Ade Ahmad Fathoni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H