Mohon tunggu...
Aksara Adeera
Aksara Adeera Mohon Tunggu... Administrasi - Admin

Bukan penulis, hanya orang yang hobi nulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Investasi Bodong, Bongkar Modus Penipuan Online di Telegram

18 Oktober 2024   23:33 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:40 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resepsionis memaksa untuk deposit (Dokpri)

Pernahkah kamu tiba-tiba mendapat pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal? Jika pernah, berhati-hatilah! Jangan tergiur dengan sesuatu yang ditawarkan!

Akhir-akhir ini, saya sering mendapat pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Nomor tersebut menawarkan pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan dari rumah. Tidak terikat waktu, kontrak, dan lain sebagainya. Sangat menggiurkan, bukan?

Sebagai orang awam, tentu hal itu sangat menggiurkan terlebih bagi seorang tunakarya. Diiming-imingi mendapat cuan dengan mudah hanya dari ponsel, pasti membuat siapa pun langsung tergiur. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak sadar bahwa ada bahaya yang mengintai.

Waktu itu saya iseng membalas pesan tersebut, hanya ingin tahu cara kerja modus penipuan tersebut. Saat saya membalas pesan itu, seseorang yang mengaku dirinya sebagai admin dari perusahaan tersebut langsung mengirimkan biodata untuk diisi. 

Isi biodata yang dikirimkan berupa nama, alamat, nomor WA, usia dan pekerjaan. Biodata yang dikirimkan tadi saya isi dengan data palsu sebab dari awal sudah curiga kalau itu modus penipuan.

Tidak berapa lama, muncul pesan balasan yang berisi kode serta link Telegram untuk menghubungkan saya dengan resepsionis dari perusahaan tersebut. Setelah saya klik, akun Telegram saya langsung terhubung ke bidang chat seseorang yang mengaku sebagai resepsionis perusahaan. Di situ saya diminta mengisi kode daftar yang didapatkan dari admin perusahaan.

Setelah kode terverifikasi, saya langsung ditambahkan ke saluran utama di Telegram perusahaan itu. Anggotanya cukup banyak, sekitar dua ribu orang. Akan tetapi, nama-nama anggota yang bergabung di saluran itu tidak bisa dilihat; hanya nama para resepsionis yang terpajang di sana.

Tepat pukul 10.00 WIB, Owner perusahaan itu akan mengirim link tugas like dan follow akun seseorang di media sosial Tiktok. Setelah menyelesaikan tugas tersebut, saya harus mengirimkan bukti screenshot pada resepsionis. Sepersekian detik setelahnya, resepsionis itu mengirimkan sebuah formulir berisi nama lengkap, akun bank dan nomor rekening. Dalam hitungan menit, komisi sebesar 30.000 rupiah masuk ke akun bank saya.

Form rekening untuk komisi (Dokpri)
Form rekening untuk komisi (Dokpri)

Penurunan komisi akibat melewatkan tugas (Dokpri)
Penurunan komisi akibat melewatkan tugas (Dokpri)
Tugas di saluran utama akan rilis setiap 40 menit. Jadi, tugas berikutnya akan diberikan pada pukul 10.40 WIB. Tugas yang diberikan pun sama seperti sebelumnya, tetapi nominal komisi yang dibayarkan semakin berkurang jika kita melewatkan satu tugas. 

Pengalaman saya, waktu itu saya mengerjakan tugas sekitar dua hari dengan menyelesaikan tugas ke-9. Total dana yang sudah ditransfer ke rekening saya sekitar 250.000 rupiah.

Nah, untuk tugas ke-10 ini berbeda. Owner perusahaan itu akan merilis tugas investasi dengan banyak pilihan jumlah deposit. Nominal deposit terkecil di perusahaan itu adalah 250.000 rupiah dan akan dikembalikan sebesar 290.000 rupiah. Artinya, saya mendapat untung sebesar 40.000 rupiah.

Setelah tugas deposit rilis, resepsionis mengirimkan tabel profit perusahaan lengkap dengan nominal deposit yang akan dipilih. Setelah itu, resepsionis bertanya pada saya apakah akan mengambil slot deposit atau tidak. Karena jiwa penasaran sangat bergejolak, saya memberanikan diri deposit uang sebesar 250.000 rupiah.

Resepsionis memaksa untuk deposit (Dokpri)
Resepsionis memaksa untuk deposit (Dokpri)
Setelah berhasil deposit, saya wajib mengirimkan bukti transfer ke saluran tersebut. Selain saya, banyak anggota lain yang mengirimkan bukti transfer ke saluran utama, tetapi dengan nominal lebih besar. Bahkan, ada yang mengambil slot deposit tertinggi, sekitar delapan juta rupiah.

Saya tahu, setiap orang yang berani mengambil slot deposit tinggi adalah komplotan para penipu. Mereka sengaja memancing calon korban dengan mengirimkan bukti transfer palsu di dalam saluran utama.

Modus penipuan ini adalah mengeluarkan anggota yang sudah deposit dari saluran utama. Tidak lama, sekitar tiga puluh menit saja. Setelah itu, resepsionis akan memasukkan anggotanya ke dalam saluran utama lagi. Tujuannya agar calon korban tidak curiga jika dirinya sedang ditipu oleh perusahaan tersebut.

Setelah berhasil mengirimkan bukti transfer, resepsionis perusahaan itu mengirimkan formulir untuk mendapatkan komisi sekaligus profit sebesar 40.000 rupiah yang dijanjikan tadi.

Sama seperti tadi, komisi pun cair sesuai nominal kesepakatan. Ya, 290.000 rupiah mendarat mulus di rekening saya. Siapa yang tidak tergiur? Hanya bermodalkan like postingan dan follow akun seseorang bisa mendapatkan uang sejumlah 290.000 rupiah.

Setelah deposit, saya diperbolehkan mengikuti tugas selanjutnya. Tugas yang diberikan masih sama, tetapi komisi terus meningkat dua kali lipat. Akhirnya, saya sampai di tahap tugas deposit lagi. Kali ini nominal deposit terkecil adalah 850.000 rupiah.

Sedari awal saya menyadari bahwa ini modus penipuan. Jadi, saya tidak melakukan deposit seperti yang diarahkan oleh resepsionis itu. Saya memilih berhenti dan mendapatkan uang sebesar 460.000 secara instan.

Jika saya melakukan deposit sejumlah yang disebutkan, uang saya tidak akan kembali. Calon korban pun tidak akan curiga kalau mereka ditipu sebab dari awal perusahaan itu sudah melakukan modus mengeluarkan anggota dari saluran utama setelah sukses deposit.

Ingat!

Tidak ada kesuksesan yang instan, apalagi hanya bermodalkan like dan follow akun seseorang.

Modus kejahatan semakin beragam. Waspadalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun