Sesuai namanya, isi dari makanan yang saya pesan adalah nasi putih, potongan ayam katsu, sambal matah, potongan timun dan kerupuk. Menu ini merupakan makanan best seller di cafe De Panji. Harganya cukup murah, hanya dibanderol seharga 22.000 rupiah.
Ada harga, ada rasa. Untuk rasa makanan ini 10/10. Ayam katsu-nya digoreng matang luar dalam. Rasa sambal matah yang disajikan sangat nendang, bikin mulut ingin melahap terus-terusan.
Milk Greentea ala De Panji sangat enak. Takaran yang pas antara bubuk Matcha dan susu menghasilkan perpaduan rasa yang tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata.
Tidak menyesal memesan Milk Greentea ala De Panji, rasanya sangat memuaskan hasrat saya sebagai seorang pecinta Matcha. Penilaian untuk minuman ini adalah 10/10.
Hal yang berbeda dari De Panji adalah penyajian minuman. Dulu sewaktu pertama kali saya ke sana, semua minuman diantar oleh pelayan ke meja pelanggan. Selain itu, penyajian minuman juga menggunakan gelas kaca ala angkringan.
Selain melakukan renovasi tempat, pihak pengelola juga melakukan upgrade SOP. Para pegawai sering berkeliling di area cafe untuk mengambil piring kotor di meja pelanggan.
Hal itu membuat sebagian pelanggan risi lantaran merasa diusir secara halus. Saya justru senang dengan adanya SOP tersebut karena mengondisikan meja pelanggan selalu bersih, piring kotor tidak menumpuk di meja.
Jika ada makanan yang tersisa di piring, pegawai tersebut akan menanyakan alasan kenapa makanannya tidak dihabiskan. Setelah itu, si pelanggan diminta memberikan kritik dan saran untuk masukan pihak cafe.
Jika berencana datang ramai-ramai ke cafe De Panji, sebaiknya reservasi dulu agar kebagian tempat duduk. Namun, jika datang hanya berdua tidak perlu reservasi tempat. Bisa langsung datang dan memilih tempat duduk sendiri.