Sama seperti pasar, di marketplace pun banyak persaingan antarpenjual. Maka dari itu, para pelaku UMKM diwajibkan melek teknologi agar mampu bertahan di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 ini.
Digitalisasi seolah menjadi kiblat untuk transaksi jual beli di Indonesia. Saat ini terhitung semakin banyak UMKM Surabaya yang sudah terdaftar di beberapa marketplace besar seperti Shopee, Tokopedia dan Tiktok Shop. Bahkan, beberapa di antaranya mendapat label penjual unggulan dan dikenal oleh masyarakat luas.
Tak hanya online shop, UMKM penjual makanan dan minuman pun tak mau kalah. Toko mereka sudah mejeng di Shopee, mendapat rating lebih dari 4 bintang dan banyak ulasan positif dari pembeli. Terlebih, mereka juga memanfaatkan layanan pengiriman instan yang saat ini tengah digandrungi oleh konsumen. Hal itu membuktikan bahwa marketplace menjadi solusi untuk menyiasati penjualan produk yang sempat menurun.
Benar adanya, selama beberapa waktu ke belakang mayoritas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengeluhkan bahwa daya beli masyarakat mulai menurun. Terlebih, para pedagang baju yang memiliki kios di pasar juga terkena dampak sepinya pembeli. Mereka kalah dengan pelaku UMKM yang mulai merambah dunia marketplace, terlebih dengan bantuan live streaming selama beberapa waktu.
Sepertinya perlu bonding dan sosialisasi lebih lanjut untuk pedagang lain yang belum mampu melek teknologi demi mengejar ketertinggalan digital. Terlebih, mendaftarkan toko di marketplace tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H