Tanpa disadari, hal ini berdampak buruk pada psikis anak sulungnya (Bagas). Bagas yang kira-kira berusia 10 tahun, perlahan memahami kondisi orang tuanya yang sedang berantakan. Bagas tampak sering merenung hingga tidak mengerjakan PR beberapa kali. Bahkan, Bagas sampai berani membentak Ambar tatkala ibunya tidak mau memaafkan papanya.
Setelah acara grand opening kafe baru milik Kemal, Gilang dan Yuli pulang bersama. Karena beberapa hari Gilang menginap di kantor, Yuli memutuskan untuk menunggu di kantor sambil memesan taksi. Tidak berapa lama, Ambar ternyata menyusul dan memergoki keduanya hendak masuk ke kantornya Gilang.
Ambar terlihat sangat emosi, Gilang pun langsung mengejarnya. Saat di rumah, Ambar berkata bahwa dirinya meminta cerai dan akan menggugat Gilang di pengadilan.
Adegan yang paling menguras air mata terjadi saat Ambar memasuki ruang sidang. Di sana terputar kembali ingatan tentang bahagianya awal pernikahan 11 tahun lalu yang pernah mereka jalani. Ambar menangis setelah mendapati kehadiran Gilang di sana.
Gilang meminta izin untuk berbicara sebentar dengan Ambar. Keduanya saling mendekat, bertemu tatap, kemudian mengutarakan isi hati masing-masing. Gilang telah menyadari kesalahannya dan mengatakan bahwa Ambar beserta kedua anaknya adalah sumber kebahagiaannya. Sementara itu, Ambar telah menyadari bahwa dirinya terlalu egois hingga mengambil langkah sejauh ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H