kau masih saja menangis
sementara orang - orang diluar sana berlarian
mengejar mimpi yang seharusnya
dan berkali - kali dihantam mimpinya sendiri
terjatuh, tejungkal, lalu merangkak dan kembali berlari
lihatlah matahari dari jendelamu!
masihkah kau merindukan dingin yang angkuh?
bahkan sama sekali dia tak peduli
bukan padamu, tapi pada dirinya sendiri
kau masih saja mengharap terik yang terbakar,
dingin yang membeku
dan kepedulian yang palsu
sudahilah ratapanmu!
kau berharga lebih dari segalanya
senyumlah lalu bukalah pintu
biarkan angin dan kesegarannya menyambangimu
cahaya pun perlahan kan menerangimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H