Mohon tunggu...
Ade Darmawan
Ade Darmawan Mohon Tunggu... Guru - Guru/Aktifis/Pegiat Sosial

Melihat dari sudut pandang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Pewaris dan Perintis

12 April 2023   10:06 Diperbarui: 12 April 2023   10:20 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tujuan quotes biasanya untuk meningkatkan semangat dan daya juang dalam diri manusia, tak jarang kata-kata bijak ini di kampanyekan di berbagai media. Mulai dari konten medsos, pamflet, kaos, bahkan di bak belakang truk-truk jalur pantura. Biasanya quotes tercipta dari representasi kehidupan nyata dalam lingkungan masyarakat sekitar. Dan salah satu quotes yang mungkin sering kita baca adalah "kita generasi perintis, bukan generasi pewaris".

Sekilas kata-kata bijak ini menunjukkan eksistensi individual yang mandiri, berdikari, dan pejuang sejati. Namun jika di perhatikan dengan seksama, quotes tersebut dapat menimbulkan gesekan dan kecemburuan sosial. Generasi muda seolah menghilangkan peran dari orang tua maupun generasi sebelumnya, padahal setiap generasi pasti saling mewarisi, karena warisan tidak hanya berupa uang atau materi namun bisa juga berupa relasi, pengaruh, nama baik, dan pengalaman dari generasi sebelumnya. 

Bayangkan jika generasi sebelumnya memiliki krisis kepercayaan dari masyarakat, atau track record yang kurang baik, apakah generasi selanjutnya akan mudah melenggang menuju masa depan? Tentu akan menjadi batu sandungan. Terlebih lagi jika ilmu dan pengalaman dari generasi sebelumnya tidak diajarkan kepada anak cucu. Apakah jalan akan lebih mudah untuk dilewati? 

Tentunya dalam diri setiap individu mempunyai mimpi yang ingin diwujudkan, kurang lebih nya yaitu mengangkat derajat dan hidup lebih baik dari generasi sebelumnya. Namun mimpi akan sulit diwujudkan jika memang dirasa tidak ada bekal apapun yang bisa menjadi pegangan dalam mengarungi arus menuju impian tersebut, di sini generasi perintis mempunyai andil dan peran yang cukup besar untuk menuliskan sejarah dengan tinta emas bagi generasi selanjutnya. 

Lantas kemudian apakah salah jika kita menjadi pewaris dari generasi sebelumnya?dengan menjadi pewaris, kita lebih mudah dalam menerus kan perjuangan, karena sudah mempunyai bekal materi, ilmu, dan pengalaman. 

Semua mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan, Cobalah berfikir dan melihat dari banyak sudut pandang agar kata-kata bijak tersebut tidak menjadi alat pembanding di kalangan masyarakat. Yang seolah menggiring opini bahwa perintis lebih baik dari pewaris, Ataupun sebaliknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun