Mohon tunggu...
Ade Supriadi
Ade Supriadi Mohon Tunggu... Guru - bersahaja

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bisahkah Kita Bisa Nabung Pohon di Perkotaan?

10 Mei 2013   11:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas sekolah anakku yang baru kelas 5 SD ini langsung mengajukan pertanyaan Apa sih pak maksudnya nabung pohon, memang ada pak? Pertanyaannya sih normatif saja nggak ada yang aneh jawabannya juga sebenarnya nggak sulit-sulit amat, toh pada dasarnya anak kelas 5 SD pun sebenarnya sudah mengetahui arti dari Kata Nabung pohon yang intinya hampir mirip dengan menabung uang baik itu di celengan maupun dibank yang berbeda adalah objeknya antara uang dan pohon.

Dari pertanyaan yang disampaikan tadi mengandung pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan pohon, misalnya seperti jenis pohon apa yang harus ditanam, darimana bibit pohonnya, lahan yang harus disediakan dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mesti dijawab dengan benar.

Anak kelas 5 SD inipun menyadari bahwa menabung pohon atau bisa saja disamakan artinya dengan menanam pohon mempunyai kesulitan tersendiri seperti ketersediaan lahan untuk menanam pohon (maklum saja di sekitar rumah tak ada lagi tempat terbuka yang ada hanyalah tembok-tembok rumah penduduk yang saling berhimpitan !) tak ada lagi ruang istilah hanya menaruh sebuah pot bungapun terasa sulit, terlebih untuk menanam pohon?, “jangan ngeluh dahulu kan masih adat tempat lainnya seperti pinggir sungai atau di pinggir-pinggir jalan” kataku kemudian.

Mendapat jawaban demikian ,Anakku seakan-akan sedikit emosional “ Bapak kan tahu! pinggir-pinggir sungai sekarang coba lihat tak ada lagi tanah yang ada semuanya ditutupin bangunan-bangunan rumah, sama halnya dengan pinggir jalan semuanya ditutupi dengan hamparan aspal hitam dan semuanya dibeton sampai-sampai untuk jalan kaki saja sudah nggak bisa?”.

Nah kalau sudah begini adanya, apakah program nabung pohon masih bisa dijalankan di perkotaan atau dipemukiman yang padat penduduknya? Atau program nabung pohon ini hanya diperuntukan untuk mereke-mereka yang tinggal dipedasaan saja? Wallahu alllam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun