tiap pena yang menetes....
serta lembaran kertas yang berwarna....
hari-hariku d bimbingnya penuh cinta...
di sana ....
di smait,sekolahku....
ku kenang dalam lumbung hati....
di sana pula....di sekolahku....
perkelahian waktuku begitu berarti...
smait...
wahai masa remajaku....
biarkanlah ku bawa namamu di jiwaku...
tunggulah kami....
kami masih bagian ragamu ...
kami kini berlari mengejar cahaya...
semua potret ragamu....
dan deretan kursi yang tersusun...
jadi awal dakwah kami...
perenungan sejenak ini....
ku temui bayangan smait....
sekolahku....
smait ingin kembali ku ulang kisah tawa kita..
namun bantulah jiwaku tuk berdiri dengan mentari....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H