"Wonten nopo paklik (ada apa paklik)" tanyanya sambil melihat kearahku.
"Tolong mas iku bane gembos (Tolong mas itu ban sepedanya bocor). Jawabnya pada kemenakanya.
"Ngih paklek sekedap (iya paklek sebentar)" balas remaja itu sambil masuk rupanya untuk mengeluarkan beberapa peralatanya.
Setelah kujagang sepedaku, kuhampiri orang yang menolongku dan kuulurkan tangan untuk berkenalan dan mengucapkan terima kasih.
"Terimakasih lho pak udah merepotkan. Nama saya Ade pak, perjalanan pulang dari malang". Sapaku memperkenalkan diri
"Oalah gak papa mas, saya sendiri juga pernah berkendara terus ban bocor seperti Mas. Saya Edi, Mas...Kampung sebelah rumah saya dan ini bengkel keponakan saya". Cerita dan sambut Ia yang bernama Pak Edi.
"Untung Mas masih ketemu orang, Soalnya sudah hampir tengah malam. Saya dulu malah gak ketemu orang, sampai akhirnya nginap dipinggir jalan bersama anak istri saya saking capeknya jalan tidak menemukan bengkel" Lanjut Pak Edi menceritakan kenangannya.
"Iya Pak, untung bapak lewat tadi, kalau tidak, bisa-bisa saya juga menginap menunggu sampai pagi" ungkapanku disamput senyum ramah Pak Edi
Tidak terasa keasyikan ngobrol kami sampai terhenti, ketika kemenakan Pak Edi mengisyaratkan bahwa ban sepeda sudah selesai ditambal. Dan singkat ceritanya, sebelum berpamitan, kembali saya ucapkan terimah kasih atas kebaikan Pak Edi, Semoga Tuhan membalas dengan keberkahan serta kebaikan yang berlipat. Aamiin....
Terkadang memang satu perbuatan baik  tidak mendapatkan balasan baik sesuai harapan, terlebih bisa jadi dari seorang yang kita telah pernah berbuat baik padanya. Tetapi yakinlah, bahwa kebaikan mempunyai cara dan jalanya sendiri untuk membalas kepada sesiapa yang telah berbuat kebaikan. Berharap kebaikan pun juga merupakan satu awal positif bagi diri sendiri, dari pada mengumpat, marah, serta putus asa akan kebaikan.
Tuhan tidak akan pernah lalai dan terlupa akan janji membalas segala kebaikan tiap hambanya. Hanya waktu, iya waktu yang tepat sesuai apa yang dibutuhkan kebaikan akan terjelma. Bukan kita yang menentukan, karena Tuhan lebih mengetahui saat-saat hambanya sangat membutuhkan.