Salah satu ancaman terbesar bagi era digital saat ini adalah video deepfake, terutama di tengah musim kampanye politik dan peningkatan penyebaran hoaks di seluruh dunia. Deepfake adalah teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan seseorang untuk memanipulasi rekaman audio dan video sehingga terlihat seperti orang lain mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Meskipun awalnya dimaksudkan untuk hiburan dan kreativitas, teknologi ini sekarang digunakan untuk tujuan yang jauh lebih berbahaya, terutama dalam politik dan kampanye.
Bahaya Deepfake di Tengah Musim Kampanye
Penyebaran informasi palsu dan manipulasi media sering terjadi selama musim kampanye politik. Para kandidat politik seringkali kesulitan mendapatkan dukungan dan simpati publik. Namun, situasi ini menjadi lebih kompleks karena kehadiran deepfake. Deepfake dapat digunakan dalam kampanye politik untuk merusak reputasi seorang kandidat dengan menampilkan mereka melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak pernah terjadi. Misalnya, sebuah video deepfake dapat digunakan untuk menampilkan seorang calon legislatif yang berbicara tentang ide-ide yang kontroversial atau mendukung kebijakan yang tidak disukai. Video manipulatif yang menargetkan tokoh politik untuk menyebarkan disinformasi meningkat selama pemilu, menurut New York Times (Schwartz, 2020).
Video deepfake dapat merusak citra seseorang dan mengacaukan kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disebarkan. Video asli dan deepfake seringkali sulit dibedakan di tengah arus berita dan media sosial. Ini terutama berlaku untuk video yang dibuat secara realistis. Ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para aktor kejam untuk mengubah perspektif publik dan membuat mereka bingung. Jika digunakan dalam kampanye politik, deepfakes memiliki kemampuan untuk memecah belah masyarakat dengan cepat karena orang lebih cenderung percaya pada apa yang mereka lihat daripada memeriksa kebenaran.
Bahaya Hoaks yang Memecah Belah Kerukunan Warga Dunia
Selain di bidang politik, deepfake juga telah berkembang menjadi alat yang berbahaya untuk menyebarkan hoaks yang memecah belah hubungan antarmanusia di seluruh dunia. Hoaks, juga dikenal sebagai berita palsu, telah menjadi alat penting untuk menimbulkan kekacauan di masyarakat dan mengganggu keharmonisan di banyak negara. Jika deepfake dan hoaks digabungkan, hasilnya bisa sangat berbahaya. Sebagai contoh, sebuah video yang tampaknya menampilkan pernyataan provokatif dari seorang pemimpin agama atau tokoh masyarakat dapat dengan mudah memicu konflik agama atau etnis di wilayah yang sensitif.
Menurut Human Rights Watch, kelompok ekstremis dapat menggunakan teknologi deepfake untuk menyebarkan pesan kebencian atau provokasi yang dapat memicu kekerasan fisik atau konflik bersenjata (Wang, 2019). Video seperti ini dapat menyebar dengan sangat cepat di dunia yang semakin terhubung secara digital, mempengaruhi jutaan orang dalam hitungan jam dan melintasi batas negara dan budaya. Pihak yang ingin mengganggu komunitas atau negara dapat menggunakan deepfake untuk menimbulkan ketidakpercayaan dan memperburuk konflik yang sudah ada.